Telkom University-LIPI Ciptakan Robot Sterilisasi Ruang Isolasi Corona

Kolaborasi antara Telkom University dan Balai Pengembangan Instrumentasi LIPI menghasilkan robot yang bisa melakukan sterilisasi ruang isolasi yang digunakan untuk merawat pasien virus Corona (Covid-19).

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 04 Apr 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2020, 20:00 WIB
Robot sterilisasi ruang isolasi
Telkom University-LIPI ciptakan robot sterilisasi ruang isolasi Corona. (Istimewa)

Liputan6.com, Bandung - Kolaborasi antara Telkom University dan Balai Pengembangan Instrumentasi LIPI menghasilkan robot yang bisa melakukan sterilisasi ruang isolasi yang digunakan untuk merawat pasien virus Corona (Covid-19).

Berkat adanya robot bernama Autonomous UVC Mobile Robot (AUMR) ini, risiko penularan terhadap tim medis dapat diminimalisir karena pengoperasiannya bisa dilakukan secara jarak jauh atau remote.

Rektor Telkom University Adiwijaya mengatakan, robot ini diharapkan dapat meminimalisir penularan Covid-19.

"Robot ini rencananya akan diujicobakan di Rumah Sakit Pindad Bandung dan Wisma Atlet Jakarta," kata Adiwijaya dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (4/3/2020).

Dia menjelaskan, Autonomous UVC Mobile Robot adalah robot AUMR pertama di Indonesia. Sebelumnya alat yang serupa digunakan di beberapa negara salah satunya Denmark.

Robot ini dapat beroperasi hingga kurun waktu lima jam. Sedangkan untuk sistem kerja UVC-nya bisa berlangsung sekitar satu jam. Adapun kontrol terhadap robot ini bisa dilakukan dalam beberapa mode, bisa menggunakan remote control, autonomous control mode dengan melakukan line tracking atau laser range navigation.

"Robot ini juga sudah dilengkapi sensor ultrasonic untuk menghindari menabrak benda di sekitarnya," ujar Adiwijaya.

Berdasarkan keterangan Adiwijaya, robot AUMR tersebut bekerja dengan sinar UV dalam kisaran 200 nm dan 280 nm, yang bisa menyerap organisme biologi seperti DNA, RNA dan protein. Penyerapan tersebut akan menyebabkan pecahnya dinding sel protein dan tentunya kematian organisme tersebut.

Penyerapan sinar UVC oleh DNA dan RNA khususnya basa timin diketahui menyebabkan inaktivasi untai ganda DNA atau RNA melalui pembentukan dimer timin. Jika dimer ini cukup diproduksi dalam DNA akibatnya proses replikasi DNA akan terganggu dan tentunya sel tidak dapat mereplikasi.

Robot ini juga sudah dilengkapi sensor ultrasonic untuk menghindari menabrak benda di sekitarnya, termasuk di ruangan isolasi Corona Covid-19. Untuk biaya riset dan pengembangan, robot AUMR ini butuh anggaran sekitar Rp250 juta.

"Jika dibandingkan dengan robot AUMR dari luar yang harganya mencapai $80.000-$90.000, robot AUMR ini masih begitu terjangkau," kata Adiwijaya.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya