443 Orang Reaktif Corona di Bali Rapid Test Ulang Jadi Negatif

443 orang di Banjar Serokadan yang sebelumnya dinyatakan reaktif COVID-19 setelah dilakukan test ulang 275 orang hasilnya negatif.

oleh Dewi Divianta diperbarui 04 Mei 2020, 00:01 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2020, 23:50 WIB
Pengujian Sampel SWAB di Banjar Serokadan
Pengujian sampel SWAB di banjar Serokadan, Bangli (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Denpasar - Sebanyak 443 orang di Banjar Serokadan, Desa Abuan, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, Bali yang sebelumnya dinyatakan reaktif (positif) berdasarkan rapid tes, kini dinyatakan non-reaktif (negatif).

Hal itu setelah dilakukan rapid test ulang dan pengujian sampel SWAB mereka untuk diuji tes PCR.

Gubernur Bali, Wayan Koster menyampaikan, setelah dilakukan rapid test ulang yang dilanjutkan dengan tes SWAB, sebanyak 275 orang hasilnya negatif.

"Tinggal 139 orang menunggu hasil tes SWAB-nya. Mudah-mudahan semuanya negatif. Untuk itu saya mohon semua media yang memberitakan hal tersebut, bisa merevisi beritanya bahwa hasil tes SWAB-nya negatif," kata Koster saat berdialog dengan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Nasional, Letjen TNI Doni Monardo melalui video teleconference, Minggu 3 Mei 2020.

Di sisi lain, Koster mengaku tengah mengonsentrasikan penanganan COVID-19 di tiga kabupaten yakni Bangli, Karangasem dan Buleleng. "Karena ada penambahan transmisi lokal lewat para PMI (Pekerja Migran Indonesia)," papar dia.

Sebelumnya muncul dugaan dan informasi yang berkembang jika alat rapid test yang digunakan oleh tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali rusak.

Itu sebabnya dilakukan rapid test ulang pada Kamis malam ditambah uji sampel SWAB untuk benar-benar memastikan apakah mereka negatif atau positif terjangkit Virus Corona.

Perbedaan hasil rapid test ini diakui oleh Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bangli, I Wayan Dirgayusa. Namun, ia tak berani menyimpulkan mengenai perbedaan hasil dua kali rapid test tersebut.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Kenapa hasil Rapid Test berbeda hasilnya?

ilustrasi rapid test/credit @unsplash/dcd
rapid tes corona, tes ini dilakukan dengan mengambil tes darah seseorang.

Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra, meminta agar perbedaan hasil rapid test itu tak dibesar-besarkan. Sebab, rapid test merupakan indikasi awal saja.

Yang paling menentukan adalah hasil uji SWAB terhadap seseorang.

"Jika hasil rapid test-nya reaktif maka dilanjutkan dengan pengambilan sampel SWAB untuk diuji laboratorium menggunakan metode PCR (Polymerase Chain Reaction)," ujarnya.

Sementara itu, meski 443 orang dinyatakan negatif berdasarkan rapid test ulang dan uji sampel SWAB, namun karantina wilayah dilaksanakan di Dusun Serokadan, Desa Abuan, Kecamatan Susut, Bangli.

Hal itu sebagai tindak lanjut dari hasil rapid test yang dilaksanakan dari tanggal 30 april 2020 sampai dengan 1 Mei 2020.

"Dapur umum untuk memenuhi logistik masyarakat yang dikarantina mandiri di Banjar Serokadan, disiapkan di SMP 2 Susut, Banjar Abuan oleh Satgas Covid-19 Provinsi Bali yang melibatkan Alkap dan Personel dari Bekangdam dibantu Kodim 1626/bangli dan personi Polres Bangli," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya