Dampak Pandemi Corona Covid-19, Ada 38 Juta Warga Jabar Perlu Disubsidi

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengungkapkan dampak ekonomi-sosial dari pandemi virus Corona Covid-19.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 08 Mei 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2020, 18:00 WIB
Ridwan Kamil
Gubernur Jabar Ridwan Kamil (Foto: Humas Jabar)

Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan dampak ekonomi-sosial dari pandemi virus Corona (Covid-19). Data terbaru ia sampaikan, kurang lebih 2/3 dari total populasi Jabar atau sebanyak 38 juta orang membutuhkan bantuan negara.

"Bahwa Covid-19 ini adalah perang yang meluluhlantahkan semua dimensi pembangunan, tidak hanya kesehatan, ekonomi, sosial, dan lain sebagainya," kata Emil saat menjadi pembicara di Webinar Seri 4 Institut Pembangunan Jawa Barat (Injabar) yang digelar Universitas Padjadjaran, Kamis (7/5/2020).

Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil menjelaskan, terdapat peningkatan jumlah penduduk Jabar yang diberi subsidi yakni dari 9,4 juta jiwa menjadi 38 juta jiwa atau lebih dari 2/3 dari total 50 juta jiwa populasi di Jabar. Adapun kepadatan penduduk Jabar yang perlu dibantu mayoritas ada di wilayah selatan. 

"Jadi, bapak dan ibu, 2/3 rakyat Jawa Barat hari ini meminta tanggungan dari negara. Dari 9,4 juta jiwa sekarang lompat menjadi 38 juta jiwa," ungkapnya.

Terkait hal tersebut, Emil pun menyoroti pentingnya keadilan fiskal, yakni perspektif anggaran yang perlu diterapkan pemerintah pusat ke daerah harus berdasarkan jumlah penduduk, bukan jumlah wilayah.

Mantan wali kota Bandung ini berujar, Provinsi Jabar yang memiliki jumlah penduduk lebih besar, tetapi anggaran yang diberikan pemerintah pusat lebih sedikit dibanding provinsi lain yang penduduknya lebih sedikit. Contohnya, berkaitan dana desa yang dibagikan berdasarkan jumlah desa bukan jumlah penduduk.

"Jadi, ada ketidakadilan fiskal. Cara pemerintah pusat memberikan dana kepada daerah, proporsi penduduk itu tidak pernah dijadikan patokan. Dan terasanya itu pada saat Covid-19, anggaran sedikit penduduk kita banyak, sementara provinsi lain penduduknya sedikit anggarannya lebih banyak, maka menolong orangnya akan lebih berkualitas," ucapnya.

 

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

Momentum Ramadan

FOTO: Melihat Proses Pengemasan Bantuan Sosial Pemerintah Pusat
Pekerja mengemas paket bantuan sosial (bansos) di Gudang Food Station Cipinang, Jakarta, Rabu (22/4/2020). Pemerintah pusat menyalurkan paket bansos selama tiga bulan untuk mencegah warga mudik dan meningkatkan daya beli selama masa pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Emil pun berujar bahwa kepekaan atau solidaritas sosial diperlukan untuk membantu sesama, khususnya bertepatan momentum bulan suci Ramadan.

"Dari kacamata kami, narasi pembatasan sosial kedaruratan (berubah) menjadi solidaritas sosial. Apalagi ini bulan Ramadan, bulan keberkahan, bulan tolong menolong," ujarnya.

Adapun webminar atau seminar online ini mengangkat tema "Covid-19: Respons Kebijakan, Tatakelola Pengendalian, dan Kestabilan Sosial" yang digelar oleh Injabar hasil kerja sama Unpad dan Pemerintah Daerah Provinsi Jabar sebagai pusat dan riset pembangunan Jabar. 

"Saya mengapresiasi inisiatif Injabar. Injabar ini adalah hasil kesepakatan bahwa kami di Jawa Barat membutuhkan input-input dalam pengambilan keputusan terkait pembangunan Jawa Barat. Dan menitipkan institusi satu pintu (di Unpad) untuk memberikan nasihat kepada Jawa Barat," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya