'Marandang', Tradisi Masyarakat Minang Jelang Lebaran

Rendang dan lebaran tak dapat dipisahkan dari masyarakat Minangkabau.

oleh Novia Harlina diperbarui 23 Mei 2020, 04:00 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2020, 04:00 WIB
Marandang, tradisi masyarakat Minangkabau sambut hari Raya Idul Fitri.
Marandang, tradisi masyarakat Minangkabau sambut hari Raya Idul Fitri. (Liputan6.com/ Novia Harlina)

Liputan6.com, Padang - Meski sedang dilanda pandemi virus corona Covid-19, lebaran 2020 tetap disambut dengan suka cita oleh masyarakat.

Di Minangkabau misalnya, tradisi marandang tetap dilakukan. Marandang atau memasak rendang adalah kebiasaan masyarakat menyambut tibanya Hari Raya Idul Fitri.

Rendang dan lebaran tak dapat dipisahkan dari masyarakat Minangkabau, meski harga daging naik, tetapi mereka tetap berupaya membeli daging untuk marandang.

Pada H-2 lebaran ini, aroma wangi rendang sudah tercium dari dapur masyarakat. Aromanya yang khas sangat menggugah selera, apalagi banyak masyarakat yang memasak di luar rumah dengan tungku.

Makanan yang dinobatkan sebagai kuliner terlezat di dunia ini, dimasak dengan api kecil sekitar 5 jam dan harus terus diaduk.

Salah seorang warga Kabupaten Limapuh Kota, Sumatera Barat Sofita Yeniris (50) kepada Liputan6.com, Jumat (22/5/2020) mengatakan H-2 lebaran ini ia sudah memasak rendang.

"Meski lebaran tahun ini tidak semeriah sebelumnya, namun memasak rendang sudah kebiasaan dan menjadi menu utama pada hari raya," jelasnya.

 

 

Simak video pilihan berikut ini:

Julo-Julo, Patungan Beli Sapi

resep rendang daging/selerasa
resep rendang daging/selerasa

Terkait naiknya harga daging menjelang lebaran, Sofita ternyata punya langkah antisipasi yang sudah dijalaninya bertahun-tahun bersama ibu-ibu lainnya di sekitar tempat tinggalnya, yakni dengan ikut julo-julo.

Masyarakat yang ikut julo-julo mengumpulkan sejumlah uang, selama satu tahun penuh untuk menebus beberapa kilogram daging saat lebaran.

"Iya saya ikut julo-julo, namun ini sama saja dengan menabung," katanya.

Pembayaran julo-julo harus lunas saat memasuki puasa, setelah itu pihak panitia menjadikan uang tersebut untuk membeli sapi, 3 hari menjelang lebaran sapi dipotong dan dagingnya dibagi kepada peserta julo-julo.

Menurutnya konsep julo-julo ini cukup meringankan masyarakat, agar tidak membeli daging dengan harga yang naik setiap lebaran. 

Pada tahun ini misalnya, harga daging sapi di pasar tradisional mencapai Rp130 ribu per kilogram.

Sebelumnya Chef Vindex Tengker ketika berkunjung ke Kota Padang beberapa waktu lalu mengatakan rendang punya khasiat bagus untuk tubuh.

Selebriti chef itu menyebut rendang yang dibuat orang Minang pasti memakai rempah segar sehingga kandungan di dalamnya masih tinggi.

"Asalkan diperhatikan kesegaran dan kebersihan bahan-bahan yang digunakan," katanya.

Di Minangkabau, kebanyakan orang yang memasak rendang masih menggunakan tungku dengan bahan bakar kayu. Sehingga rasanya lebih nikmat dan khas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya