Tolak TKA China, Mahasiswa Salat Jenazah di Depan Kantor Imigrasi Kendari

Mahasiswa menggelar salat jenazah di depan Kantor Imigrasi Kendari saat berdemonstrasi menolak kedatangan TKA China di Sulawesi Tenggara.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 29 Jun 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2020, 17:00 WIB
Mahasiswa menolak kedatangan TKA China di Kendari, menggelar salat jenazah di depan Kantor Imigrasi Kelas I Kendari, Senin (29/6/2020).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
Mahasiswa menolak kedatangan TKA China di Kendari, menggelar salat jenazah di depan Kantor Imigrasi Kelas I Kendari, Senin (29/6/2020).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Liputan6.com, Kendari - Sebanyak 156 TKA China gelombang pertama sudah memasuki Sulawesi Tenggara, Selasa (23/6/2020). Kedatangan mereka, melalui jalur udara via Bandara Halu Oleo Kendari.

Ratusan warga dan mahasiswa, menyambut kedatangan mereka dengan demonstrasi di sejumlah lokasi di Kota Kendari. Saat itu, ratusan anggota TNI dan polisi mengawal aksi demonstrasi yang berlangsung sejak pagi hingga menjelang Rabu (24/6/2020) dini hari.

Aksi penolakan TKA China ini kembali digelar pada Senin (29/6/2020) di depan Kantor Imigrasi Kelas I Kendari. Mahasiswa membawa sebuah keranda bertuliskan kalimat Innalilahi wainailaihi Raji'un.

Tak lama kemudian, demonstran menggelar salat jenazah di depan pintu gerbang Kantor Imigrasi. Sebelumnya, sempat terjadi aksi dobrak pagar usai ban terbakar milik demonstran sempat dipadamkan anggota polisi.

Massa demonstrasi menyebut, sengaja membawa keranda bagi Kepala Kantor Imigrasi, Hajar Aswad. Menurut mereka, kepala Imigrasi dinilai tidak konsisten dengan pernyataannya terkait dukungan kepada mahasiswa untuk menolak kedatangan TKA China di Sulawesi Tenggara.

"Kepala Imigrasi Kendari tidak komitmen, merubah pernyataan yang sudah disepakati bersama dengan masyarakat terkait penolakan kedatangan TKA saat Pandemi Covid-19," ujar koordinator lapangan, Rafiul Awal.

Sebelumnya, Hajar Aswad menyatakan akan mundur dari jabatannya apabila TKA China gelombang kedua masuk di Sultra pada 30 Juni 2020 hingga seterusnya saat pandemi Covid-19 masih berlangsung. Namun, Hajar Aswad mengubah pernyataan yang sudah ditandatangani serta bermaterai 6.000.

Pernyataan tersebut kemudian diubah oleh Hajar Aswad dengan memanggil beberapa perwakilan massa aksi. Dalam pernyataan terbaru, Hajar Aswad hanya bersedia mundur jika kedatangan TKA tidak sesuai prosedur.

Sebelumnya, Kepala Imigrasi Kendari Hajar Aswad sudah mengklarifikasi soal pernyataan sebelumnya. Dia tidak mengakui pernyataan soal janjinya akan mundur apabila TKA masih datang di Sultra saat pandemi Covid-19 belum selesai.

Dia kembali mengubah pernyataannya, bahwa dia dan massa Persatuan Pemuda Mahasiswa Sutra Bergerak (PPMSB) menuangkan dalam surat pernyataan akan mundur dari jabatan apabila kedatangan TKA tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku.

"Dalam hal ini ketentuan atau aturan mengenai keimigrasian," kata Hajar Aswad, Kamis (25/6/2020).

Hajar Aswad meluruskan foto surat pernyataan yang beredar tanpa tanda tangan pihak demonstran. Dia mengatakan, surat pernyataan tanpa tanda tangannya, dinilai tidak berlaku karena masih berbentuk draf.

Sebelumnya, penolakan kedatangan TKA China di Kendari datang dari berbagai elemen. Wakil Gubernur Sultra, Lukman Abunawas sempat menyinggung soal limbah berbahaya tempat perusahaan yang akan mempekerjakan TKA, sama sekali belum tersentuh dan perlu perhatian berbagai pihak.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya