Lonjakan Mengerikan Covid-19 dari Klaster 3 Perusahaan di Semarang

Dinas Kesehatan Kota Semarang menyatakan penambahan tertinggi kasus Covid-19 berasal dari klaster perusahaan

oleh Felek Wahyu diperbarui 10 Jul 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2020, 09:00 WIB
semarang
Begini penampakan rumah dinas Wali Kota Semarang setelah jadi "ruang isolasi" pasien corona covid-19. (foto: Liputan6.com/felek wahyu)

Liputan6.com, Semarang - Jumlah pasien positif Covid-19 di Kota Semarang terus menunjukkan peningkatan yang sangat tinggi. Jumlah pasien mencapai 972 orang, pada Rabu (8/7/2020).

Dinas Kesehatan Kota Semarang menyatakan penambahan tertinggi kasus Covid-19 berasal dari klaster perusahaan, tepatnya sejumlah industri yang ada di perbatasan Kota Semarang.

“Mencapai 300 orang dari Industri. Jumlah industri atau perusahaan yang saat ini bisa kita infokan ada tiga industri,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam, kepada Liputan6.com, Kamis (9/7/20).

Angka 300 orang terpapar virus corona Covid-19 itu merupakan kasus di tiga perusahaan ditambah sebagian hasil tracking atau penelusuran dengan dasar temuan awal.

Angka itu, berpotensi menjadi sarana penyebaran lain mengingat pekerja juga berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan.

Temuan ratusan positif Covid-19 dari industri, kata Hakam, berawal dari pertengahan Juni, saat ada perusahaan menginformasikan ke Dinkes Kota Semarang jika pegawainya reaktif saat tes cepat.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Pencegahan Penularan Covid-19 di Perusahaan

Walikota Kota Semarang Hendrar Prihadi bersama Kodim 0733/BS saat memberikan sembako kepada warga Mangkang, Kota Semarang. Bantuan 200 paket sembako diberikan untuk meringankan warga yang secara ekonomi terdampak covid. (Foto: Felek Wahyu/Liputan6.com)
Walikota Kota Semarang Hendrar Prihadi bersama Kodim 0733/BS saat memberikan sembako kepada warga Mangkang, Kota Semarang. Bantuan 200 paket sembako diberikan untuk meringankan warga yang secara ekonomi terdampak covid. (Foto: Felek Wahyu/Liputan6.com)

“Perusahaan lapor ke Dinkes Kota Semarang jika pegawainya ada yang reaktif saat dilakukan rapid test masal secara mandiri oleh perusahaan. Kemudian ditindaklanjuti manajemen swab tes massal secara mandiri dengan melibatkan dinkes dalam pengawasan tes massal. Dari hasil tes masal didapati hasil ada yang positif dan ditindaklanjuti dinkes untuk dilakukan tracking,” dia menjelaskan.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menjelaskan, klaster dari tiga perusahaan itu merupakan 30 persen lebih dari total positif Covid-19. Klaster tiga perusahaan itu besar pengaruhnya terhadap penambahan kasus corona di kota yang dipimpinnya.

“Kita sampai 972 (kasus corona), lonjakan industri dan pabrik sampai 33 persen,” ucap Hendi.

Dia memang tidak menyebut detail nama perusahaan, namun ada yang bidang garmen, Migas, dan BUMN. Informasi didapat dari sebuah sumber, tiga perusahaan tersebut memang perusahaan padat karya alias berjumlah karyawan sangat banyak.

Dua perusahaan berada di kawasan Pelabuhan Tanjungmas, Semarang dan satu perusahaan di daerah Pedurungan.

Hendi berharap protokol kesehatan diperketat termasuk saat jam istirahat dan makan. Hendi juga menyarankan ada bilik penyemprotan agar steril.

“Pabrik kan punya duit, siapkan chamber, pegawai masuk semprot steril, tempat makan yang jadi tempat penularan juga diatur. Teman patroli nanti arahkan ke situ,” kata Hendi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya