Menguak Fakta Kekerasan Perempuan dan Anak di Banyumas

Terungkap selama pandemi Covid-19, kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kabupaten Banyumas ada 63 kasus

diperbarui 12 Agu 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2020, 19:00 WIB
Diskusi mengenai kekerasan perempuan dan anak oleh komunitas Pers dan Mitra Kerja di Purwokerto. (Foto: Liputan6.com/Dok. Pers dan Mitra Kerja)
Diskusi mengenai kekerasan perempuan dan anak oleh komunitas Pers dan Mitra Kerja di Purwokerto. (Foto: Liputan6.com/Dok. Pers dan Mitra Kerja)

Purwokerto - Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Penanganan Korban Berbasis Gender dan Anak (PPT PKBGA) Kabupaten Banyumas Dr Tri Wuryaningsih mengatakan kasus kekerasan anak di Banyumas bak fenomena gunung es, tampak kecil di permukaan namun lebih banyak yang tak terkuak.

Pernyataan itu disampaikan akademisi Unsoed itu dalam Juguran Pers dan Mitra Kerja Kabupaten Banyumas, Selasa sore, 11 Agustus 2020. Bincang santai jurnalis dan sejumlah stake holder itu dihadiri oleh Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono, Kapolresta Banyumas Kombes Whisnu Caraka.

Dalam kesempatan itu, hadir pula sejumlah wartawan lintas media dan organisasi, seperti PWI, AJI, IJTI dan lain sebagainya. Diskusi juga diikuti oleh sejumlah lembaga pemerintah dan nonpemerintah.

Dalam diskusi itu pula, terungkap selama pandemi Covid-19, kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kabupaten Banyumas ada 63 kasus. 15 kasus di antaranya adalah kekerasan terhadap anak.

Ironisnya, Tri Wuryaningsih menyebut kekerasan terhadap anak tersebut kebanyakan yang terjadi terkait kekerasan seksual.

"Hanya persoalannya, dalam penanangannya PPT PKGBA Banyumas tidak memiliki shelter, Sehingga kalau ada kasus yang terjadi, kami kirim ke Semarang," katanya, dikutip Timesindonesia.co.id.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Pemkab Siapkan Shelter Aman Korban Kekerasan Perempuan dan Anak

Diskusi mengenai kekerasan perempuan dan anak oleh komunitas Pers dan Mitra Kerja di Purwokerto. (Foto: Liputan6.com/Dok. Pers dan Mitra Kerja)
Diskusi mengenai kekerasan perempuan dan anak oleh komunitas Pers dan Mitra Kerja di Purwokerto. (Foto: Liputan6.com/Dok. Pers dan Mitra Kerja)

Sedangkan Kapolresta Banyumas Kombes Pol. Wisnu Caraka menjelaskan, saat ini di Polresta Banyumas dalam menangani kekerasan didominasi oleh kekerasan terhadap anak-anak.

"Kasus yang terjadi didominasi kekerasan pada anak-anak. Yang dilakukan Polresta Banyumas adalah khusus unit PPA, dimaksimalkan oleh Polwan dengan spesifikasi penanganan PPA," terangnya.

Sementara Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengatakan, untuk shelter sebetulnya sudah di anggarkan.

"Banyumas sebenarnya masih banyak aset, jadi jangan kuatir, kami akan mewujudkannya tahun depan, seperti fenomena gunung es," tegasnya.

Menurut Wabup, sampai 2020 ada 23 kasus kekerasan terhadap anak terjadi di Kabupaten Banyumas.

"Memang kekerasan pada anak merupakan fenomena gunung es," katanya dalam sesi Juguran kali ini.

Dapatkan berita menarik Timesindonesia.co.id lainnya, di sini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya