Dokter Spesialis Mengungkap Manfaat Kopi untuk Lansia

Bagi dokter spesialis penyakit dalam tersebut, minum kopi sangat dianjurkan bagi lansia. Bahkan bisa empat gelas sehari, asal tubuhnya bisa mentoleransi

oleh Rudal Afgani Dirgantara diperbarui 24 Agu 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2020, 08:00 WIB
Kopi Robusta Gunung Malang, Lereng Gunung Slamet, Purbalingga. (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani Dirgantara)
Kopi Robusta Gunung Malang, Lereng Gunung Slamet, Purbalingga. (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani Dirgantara)

Liputan6.com, Banjarnegara - Mad Suparto (67), warga Desa Jalatunda Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara bertanya kepada seorang dokter yang datang ke rumahnya, Minggu (23/8). Ia bertanya apakah kebiasaannya mengonsumsi kopi hingga lebih dari dua gelas sehari bisa mengganggu kesehatannya.

"Dokter, saya setiap hari ngopi bolehkah itu, sehari lebih dari dua gelas," tanya Mad Suparto, kala itu.

Dr Aditya Chandra Putra Sp PD yang mengunjungi Suparto dalam rangka home visit Geriatri tim Medis RS Islam Banjarnegara tersenyum. Ia menjawab, kebiasaan mengonsumsi kopi bagi lansia baik untuk kesehatan.

Bagi dokter spesialis penyakit dalam tersebut, minum kopi sangat dianjurkan bagi lansia. Bahkan bisa empat gelas sehari, asal tubuhnya bisa mentoleransi.

Kandungan di dalam kopi bagus untuk kondisi lansia yang hipotensi. Sedangkan bagi penderita diabetes bisa memilih kopi rendah gula.

"Selain bagus untuk hipotensi, kopi juga bagus bagi penderita jantung, prostat, dan kanker," katanya.

Aditya menyebut, lansia merupakan usia di atas 65 tahun. Warga dengan usia tersebut bisa tetap sehat. Caranya, banyak melakukan hal sederhana, seperti bersosialisasi, mengonsumsi makanan bergizi, dan tetap bergerak atau olahraga.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Pentingnya Olahraga untuk Lansia

Tim RSI Banjarnegara saat home visit geriatri. (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani)
Tim RSI Banjarnegara saat home visit geriatri. (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani)

Olahraga ringan penting bagi lansia agar otot tangan dan kaki tidak kaku, sebab kekuatan otot di usia tersebut mulai berkurang.

Dari 21 pasien di Jalatunda, beberapa di antarana mengalami susah buang air besar. Gejala ini disebabkan kurang mengonsumsi makanan berserat seperti buah dan sayur.

"Ibadah juga dijadikan rutinitas wajib, karena dengan beribadah pikiran menjadi tenang, kalau tenang biasanya jauh dari penyakit," ucapnya.

Ahli gizi RSI Banjarnegara Pujiningsih menyarankan, persoalan ketercukupan konsumsi serat lansia sebaiknya dijadikan prioritas.

Tidak ada pantangan makanan sejauh porsinya tidak berlebihan. Namun untuk kasus pengidap tekanan darah tinggi atau hipertensi, ia menyarankan mengurangi konsumsi garam.

"Lansia penting sekali ikut kegiatan yang diselenggarakan pemerintah, misalnya Prolanis juga Posyandu lansia, agar makanan dan kesehatannya terkontrol," ujar Puji.

 

Sekilas Program Geriatri

Tim RSI Banjarnegara saat home visit geriatri. (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani)
Tim RSI Banjarnegara saat home visit geriatri. (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani)

Program geriatri merupakan program nasional. Selama ini program telah berjalan di posyandu manula di tingkat desa binaan dinas kesehatan.

Di masa pandemi, program ini berusaha meretas jarak bagi para manula yang disarankan tetap di rumah.

"Ke depan semoga RSI bersama dokter Aditya bisa keliling ke pos-pos tersebut sehingga membantu menolong dan melengkapi, agar jarak terapi kepada pasien semakin dekat," kata Direktur RS Islam Banjarnegara dr Agus Ujianto SpB.

Agus memimpikan RSI bisa menjadi sarang dokter blusukan yang dekat dengan masyarakat. Ia menyimpan harapan apa yang dilakukan RSI bisa menginspirasi semua rumah sakit untuk mendekatkan pelayanan, khusunya bagi masyarakat di pedesaan.

"Terimakasih kepada seluruh tim yang bergerak terus meningkatkan mutu pelayanan," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya