Perjuangan Ucok Kadavi Rintis Bisnis Jahe Merah, Sempat Diusir dan Pulang Tanpa Uang

Meski sempat diusir hingga tak pernah laku sama sekali, Ucok Kadavi selaku owner serbuk jahe merah Berkah Bersama tak pernah menyerah, kini ia sudah memiliki omzet Rp50 juta/bulan.

oleh Novia Harlina diperbarui 10 Okt 2020, 07:00 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2020, 07:00 WIB
Berkah Pandemi, Permintaan Serbuk jahe merah Berkah bersama Naik 50%
Ucok Kadavi, owner Berkah Bersama menunjukkan varian rasa serbuk jahe merah sebagai minuman tradisional

Liputan6.com, Padang - Ucok Kadavi (31), lelaki berdarah Batak kelahiran Pasaman, Sumatra Barat (Sumbar) ini tidak menyangka usaha rumahan yang digelutinya bersama sang istri selama 4 tahun terakhir menjadi ladang uang.

Kepada Liputan6.com Ucok Kadavi bercerita, ilmu yang diberikan tetangganya pada 2016 silam menjadi penopang kehidupannya kini, hingga membuka lapangan pekerjaan.

Empat tahun silam, dirinya selalu merasa kelelahan lantaran sering pulang malam, lembur menjadi kawan terutama pada akhir bulan.

Tidak heran jika dirinya mudah masuk angin, namun tetangga rumah yang sangat baik hati menawarkan serbuk jahe merah untuk diminumnya jelang tidur. Selain menghangatkan tubuh, serbuk jahe merah ini juga manjur untuk mengatasi masuk angin.

"Serbuk jahe merah buatan tetangga saya sangat berkhasiat untuk mengatasi masuk angin, istri saya rutin membelinya. Hingga suatu kali kami ditawari untuk memproduksi lantaran ia akan pindah ke tempat anaknya," ujar Ucok Kadavi.

berbekal ilmu dari tetangganya, Ucok bersama istri mulai memproduksi serbuk jahe merah untuk keperluan pribadi, keluarga dan tetangga sekitar.

Hingga keduanya memutuskan untuk menjadikan serbuk jahe merah sebagai profit meski bukan hal mudah dalam memasarkan brand baru, apalagi bagi pebisnis pemula.

Mengandalkan blender dan peralatan seadanya, Ucok memproduksi 1 kg jahe merah, lalu membungkus serbuk jahe merah dalam plastik kecil yang dijualnya mulai dari Rp3.000-Rp5.000.

Enam bulan pertama sangatlah berat bagi Ucok dalam memasarkan produknya, masuk dari satu kantor ke kantor lainnya, dari satu instansi ke instansi berikutnya.

Dalam perjuangannya, Ucok juga pernah merasakan diusir, diabaikan layaknya orang-orang yang meminta sumbangan. Namun, dirinya tidak patah arang, bahkan memilih berhenti dari pekerjaan kantoran.

"Tidak ada barang sebungkus pun yang terjual, bukan sekali dua kali kami rasakan. Bahkan, pernah terjual hanya Rp8.000 saja," ungkapnya.

 

Saksikan Juga Video Pilihan Berikut Ini:

Beromzet Rp50 Juta/Bulan dan 45 Reseller

Memasuki tahun keempat perjuangan Ucok dan istri dalam merintis serbuk jahe merah mulai membuahkan hasil, berkat usahanya yang ulet dan pantang menyerah.

Dirinya juga sudah melengkapi perizinan, mengantongi sertifikasi produk hingga HAKI dari lembaga dan instansi terkait.

Satu per satu jalan mulai terbuka meski masih berliku, produk yang diberi brand Berkah Bersama ini mulai dikenal baik di Kota Solok, maupun di luar dan dalam provinsi Sumbar.

Bahkan, kini serbuk jahe merah Berkah Bersama sudah memiliki 45 Reseller yang tersebar di pulau Sumatra maupun Jawa, serta rutin ekspor ke Singapura dua kali dalam sebulan.

Di balik gigihnya usaha yang dilakukan, mereka tidak melupakan pentingnya peranan digitalisasi dalam memasarkan produk secara luas.

Selain memanfaatkan media sosial sebagai media promosi, mereka juga mengandalkan e-commerce sebagai salah satu wadah untuk jual-beli online.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya