Kisah Kamaluddin, Sopir Asal Garut Sabet Penghargaan Migran Award di Arab Saudi

Dalam penilaian dewan juri, Kamaluddin memiliki integritas pribadi yang baik dan berhasil mengangkat ekonomi keluarga, serta mempunyai keberpihakan terhadap sesama WNI/PMI, dan berjiwa sosial tinggi.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 19 Des 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 19 Des 2020, 21:00 WIB
Kamaluddin (25), seorang sopir rumahan, asal Garut, Jawa Barat, berhasil meraih penghargaan ‘“Pekerja Migran Indonesia (PMI) Awards” dalam ajang penghargaan International Migrants Day (IMD) atau Hari Migran Sedunia.
Kamaluddin (25), seorang sopir rumahan, asal Garut, Jawa Barat, berhasil meraih penghargaan ‘“Pekerja Migran Indonesia (PMI) Awards” dalam ajang penghargaan International Migrants Day (IMD) atau Hari Migran Sedunia. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Garut - Kamaluddin (25), seorang sopir rumahan, asal Garut, Jawa Barat, berhasil meraih penghargaan 'Pekerja Migran Indonesia (PMI) Awards' dalam ajang penghargaan International Migrants Day (IMD) atau Hari Migran Sedunia yang jatuh pada 18 Desember setiap tahunnya.

Pria yang telah bekerja selama 25 tahun di Riyadh itu, berhasil meraih penghargaan tersebut bersama Susilawati, perempuan asal Sukabumi, yang telah bekerja lebih dari 11 tahun sebagai pembantu rumah tangga di Arab Saudi.

Dalam penilaian dewan juri, keduanya dinilai memiliki integritas pribadi yang baik dan berhasil mengangkat ekonomi keluarga, serta mempunyai keberpihakan terhadap sesama WNI alias buruh migran/PMI, dan berjiwa sosial tinggi. 

 

Mengusung tema “Edukatif, Menghibur, Optimis dan Sehat," peringatan IMD 2020 di Riyadh tahun ini dilaksanakan dalam keadaan serba terbatas karena efek pandemi Covid-19.

Dubes Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel mengatakan, dalam situasi sulit seperti saat ini, pemerintah berhasil menggelar kegiatan yang memiliki nilai manfaat bagi pekerja migran Indonesia.

“Dan mencerminkan keberpihakan kepada para WNI/PMI kita yang rentan,” ujarnya.

Yang menarik tahun ini, seluruh rangkaian kegiatan dilakukan seluruhnya oleh pekerja migran dengan bantuan seadanya dari KBRI.

“Alhamdulillah, meskipun berat dan melelahkan, tapi menuntaskan tugas-tugas kepanitiaan IMD menjadi nikmat karena semua kompak dan bersatu,” ujar Khomari Suwardi, pekerja migran asal Madiun, yang didapuk sebagai ketua panitia IMD 2020 di Riyadh, dirilis oleh KBRI Riyadh.

Untuk tahun ini, selain pemberian bantuan sosial bagi para WNI yang membutuhkan, kegiatan juga diisi sarasehan dan diskusi mengenai isu-isu yang menjadi kepentingan para WNI di luar negeri terkait bidang ketenagakerjaan, kekonsuleran maupun hukum,  serta pelatihan kopi dan wirausaha barista.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Ahli Bekam yang Hafal 15 Juz Al Qur'an

Dewan Juri yang terdiri dari tiga orang diplomat di KBRI dan empat tokoh masyarakat dari FKOPPMI (Forum Konsolidasi Ormas dan Pegiat Pekerja Migran Indonesia) Riyadh, memilih Kamaludin sebagai pemenang untuk kategori pria.
Dewan Juri yang terdiri dari tiga orang diplomat di KBRI dan empat tokoh masyarakat dari FKOPPMI (Forum Konsolidasi Ormas dan Pegiat Pekerja Migran Indonesia) Riyadh, memilih Kamaludin sebagai pemenang untuk kategori pria. (Liputan6.com)

Selain Susilawati, Dewan Juri yang terdiri dari tiga orang diplomat di KBRI dan empat tokoh masyarakat dari FKOPPMI (Forum Konsolidasi Ormas dan Pegiat Pekerja Migran Indonesia) Riyadh, memilih Kamaludin sebagai pemenang untuk kategori pria.

Lelaki asal Garut, Jawa Barat ini memutuskan merantau ke Arab Saudi pada tahun 1995 untuk mencari nafkah demi memperbaiki ekonomi keluarga karena usaha orang tua yang bangkrut. Saat itu ia masih kelas II SMK.

Di Kawasan Malaz, Riyadh, Kamal bekerja sebagai sopir di rumah majikan yang merupakan mantan seorang menteri di Kerajaan Arab Saudi. Sang majikan rupanya sering tidak berada di rumahnya di Riyadh, sehingga Kamal memiliki banyak waktu luang dan memanfaatkannya untuk belajar bekam.

"Saya mengenal Kamal sejak 12 tahun lalu. Dulu ia belajar praktik bekam dari seorang ahli bekam asal Indonesia yang biasa dikenal dengan Master Arif,” ujar Zainal Boim Arifin, salah satu teman dekat Kamal yang juga praktisi bekam.

"Jam terbang Kamal dalam bidang bekam dan pijat kini cukup tinggi. Pasiennya pun kebanyakan dari warga Saudi," ucap Zaenal sebagaimana dirilis oleh KBRI Riyadh.  

Sebagai praktisi bekam yang sudah mahir, Kamal tidak pelit berbagi ilmu dan secara suka rela gemar  memberi pelatihan bekam kepada rekan-rekannya sesama PMI yang mengalami kesulitan ekonomi agar bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Pelatihan ini diberikannya gratis tanpa imbalan.

Selain mahir bekam, Kamal dikenal dermawan, termasuk menjadi relawan bansos saat lockdown diberlakukan di Riyadh akibat Covid-19. Hal itulah yang membuat Kamal sebagai nominator penerima PMI Awards.

Selain itu, Kamal juga dikenal aktif di forum kegiatan keagamaan, khususnya FORMATRA  (Forum Majlis Ta’lim Riyadh). Saat ini Kamal sudah berhasil menghafal 15 juz atau setengah dari Al Qur'an.

Bahkan saat di FORMATRA, Kamal kerap menjadi donator tetap dan biasa membantu antar jemput jamaah yang memiliki keterbatasan transportasi.

Sementara dari sisi ekonomi, kesuksesan Kamal, mampu meningkatkan ekonomi keluarga dengan berhasil membangun rumah dan tempat usaha untuk anak istrinya, termasuk membuka cabang kantor travel di Jakarta.

Penulis: Muhammad Rajab, Kontributor Liputan6.com di Arab Saudi

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya