Jelang Akhir Tahun, Raflesia Bermekaran di Kabupaten Agam

Bunga raflesia yang bermekaran di Agam bisa menjadi daya tarik wisata.

oleh Novia Harlina diperbarui 31 Des 2020, 15:57 WIB
Diterbitkan 31 Des 2020, 07:00 WIB
Pihak BKSDA Sumbar mengukur diameter bunga Raflesia Arnoldii yang tumbuh di Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Pihak BKSDA Sumbar mengukur diameter bunga Raflesia Arnoldii yang tumbuh di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. (Liputan6.com/ Dok BKSDA Sumbar)

Liputan6.com, Agam - Beberapa hari menjelang berakhirnya 2020, populasi tumbuhan bunga langka Raflesia bermekaran di Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Pantauan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar pada Selasa (29/12/2020) bunga Raflesia tersebut tumbuh di daerah sekitar perbukitan yang mengelilingi Danau Maninjau.

Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Sumbar, Ade Putra mengatakan, salah satu lokasi tumbuhnya bunga dilindungi tersebut yakni di Nagari Paninjauan Kecamatan Tanjung Raya.

"Satu individu bunga Raflesia arnoldii mekar sempurna pada hari kedua dengan diameter mencapai 97,5 sentimeter," kata Ade, kepada Liputan6.com, Selasa (29/12/2020).

Sementara itu, di sekitar lokasi yang sama terdapat 10 bonggol bunga langka, dua di antaranya diperkirakan akan mekar dalam beberapa hari ke depan.

"Diperkirakan sampai dengan awal tahun 2021 beberapa titik populasi bunga itu akan mulai bermekaran," ujarnya.

Data BKSDA, di Kabupaten Agam terdapat 14 titik sebaran populasi tumbuhan bunga raflesia yang tersebar di Kecamatan Palupuh, Tanjung Raya, Matur, Palembayan, Baso, Malalak, Kamang Magek, dan Tilatang Kamang. Sementara di Sumbar, data terakhir terdapat 36 lokasi sebaran populasi bunga raflesia yang tersebar di 14 kabupaten/kota.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Potensi Wisata

Bunga Raflesia Arnoldii yang mekar di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. (Liputan6.com/ Novia Harlina)
Bunga Raflesia Arnoldii yang mekar di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. (Liputan6.com/ Novia Harlina)

Menurut Ade, lokasi tumbuhnya bunga Raflesia arnoldii tersebut bisa dikembangkan sebagai daya tarik wisata minat khusus atau wisata alam, apalagi tumbuhan ini langka dan dilindungi serta mekar tidak dalam waktu lama.

Selain itu, agar tumbuhan langka ini terjaga kelestariannya, BKSDA Sumbar melalui Resor Agam melibatkan masyarakat adat dalam mengawasi kawasan Hutan Cagar Alam Maninjau.

"Kami libatkan masyarakat untuk menjaganya dan akan dimulai pada 2021, tentu akan ada teknisnya nanti yang disepakati bersama," katanya.

Ade mengatakan, dengan adanya program ini maka masyarakat akan turut andil dalam pengawasan hutan dengan melakukan patroli.

Luas kawasan Hutan Cagar Alam Maninjau saat ini mencapai 21.891,78 hektare tersebar di Kabupaten Agam di 32 nagari dan Kabupaten Padang Pariaman di 7 nagari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya