Tanggapan Ridwan Kamil soal Ada Relawan Uji Klinis Terpapar Covid-19

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta tidak menggiring opini kasus 25 relawan uji klinis vaksin Covid-19 fase III buatan Sinovac terpapar Covid-19.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 19 Jan 2021, 11:00 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2021, 11:00 WIB
Ridwan Kam
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan keterangan kepada pers usai mendapatkan suntik vaksin Covid-19 di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Jumat (28/8/2020). (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta tidak menggiring opini kasus 25 relawan uji klinis vaksin Covid-19 fase III buatan Sinovac terpapar Covid-19. Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan adanya kasus positif pada relawan.

Sebagai relawan yang ikut dalam uji klinis di Bandung itu, Emil mengatakan sudah menjadi metode penelitian bahwa separuh subjek diberi vaksin dan sisanya disuntik plasebo. Hal itu bertujuan untuk melihat efikasi atau khasiat vaksin.

"Kan relawan uji klinis vaksin itu ada yang disuntik vaksin ada yang disuntik plasebo. Jadi kalau nanyanya urusan kedokteran jangan tanya ke saya tapi sebagai sesama relawan. Mungkin saja karena plasebo adalah cairan netral yang tidak memengaruhi maka mungkin saja kelompok yang positif itu bukan kelompok yang disuntik vaksin bukan plasebo," ujarnya di Makodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Senin (18/1/2021).

Lebih jauh Emil mengatakan, kalaupun ada relawan yang diberi vaksin kemudian terpapar Covid-19, harus dilihat kembali riwayat terinfeksinya.

"Harus dulu dilihat jadwal kena covidnya karena tim dokter menyatakan kepada saya dan Pak Pangdam (relawan uji klinis), antibodinya itu muncul tiga bulan setelah suntik kedua," tuturnya.

Berdasarkan pengalamannya, Emil disuntik pertama pada akhir Agustus dan suntik kedua sekitar September. Dalam rentang waktu September ke Desember tersebut, kata dia, ada proses terbentuk antibodi.

"Jadi mungkin saja sebelum H30 dia terkena," ungkap Emil.

Mantan Wali Kota Bandung itu pun meminta masyarakat tak perlu menggiring opini bahwa uji klinis yang dilakukan tidak berhasil. "Jadi menurut saya cerita itu harus dibedah dan tidak digeneralisasi seolah-olah gagal," ujarnya.

Emil menjelaskan, antibodi yang dihasilkan vaksin Covid-19 sudah terbentuk di bulan ketiga. Sehingga, pertanyaan terhadap apakah vaksin gagal atau tidak lebih tepat jika sudah memasuki masa tiga bulan tersebut.

"Seperti saya ini yang antibodinya sudah dinyatakan 99 persen dan kena covid, itu baru pertanyaan yang valid. Tapi kalau terjadinya sebelum 30 hari setelah suntikan kedua itu bisa saja terjadi karena antibodinya sedang berproses," kata dia.

Sebelumnya, Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Kusnandi Rusmil mengatakan, dari 1.620 orang relawan uji klinis vaksin dari Sinovac di Bandung, sebanyak 25 orang di antaranya sempat terkonfirmasi positif Covid-19.

Rinciannya, 18 orang penerima plasebo atau obat kosong dan 7 orang penerima vaksin. Ke-25 relawan diketahui terpapar Covid-19 setelah mendapatkan suntikan kedua.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya