Saling Membantu, Penyintas Gempa Mamuju Buka Warung Makan Gratis untuk Relawan

Sebagai penyintas gempa Mamuju, Aisyah (32) tentu bisa saja memilih tidak melakukan apa-apa dan menunggu bantuan. Namun, hal itu tidak dilakukannya. Dia memilih untuk ikut membantu dengan segala kemampuannya.

oleh Heri Susanto diperbarui 20 Jan 2021, 17:59 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2021, 17:17 WIB
Ada Warung Gratis untuk Relawan dan Jurnalis dari Penyintas Gempa Mamuju
Di tengah kesulitan usai gempa Mamuju, sebuah warung makan gratis dari penyintas menjadi pengampu bagi para relawan dan jurnalis yang bertugas di wilayah tersebut. (Liputan6.com/Heri Susanto)

Liputan6.com, Mamaju - Di tengah kesulitan usai gempa Mamuju, sebuah warung makan gratis dari penyintas menjadi pengampu bagi para relawan dan jurnalis yang bertugas di wilayah tersebut.

Sebagai penyintas gempa Mamuju, Aisyah (32) tentu bisa saja memilih tidak melakukan apa-apa dan menunggu bantuan. Barang-barang di rumahnya di Jalan Pengayoman, Kota Mamuju rusak. Bahkan, bersama keluarganya dia mengungsi sementara di warung makannya yang tidak lagi melayani pembeli.

Namun alih-alih berpangku tangan, dia bersama 9 perempuan anggota keluarganya justru membuat rumah makan gratis khusus relawan dan jurnalis yang bertugas di daerah yang sedang berduka akibat gempa itu.

Rumah makan di Jalan Pengayoman yang buka sejak pukul 8 pagi hingga 8 malam itu sudah dibuka sejak hari pertama bencana melanda yakni Jumat (15/1/2021).

"Setiap harinya lebih dari seratus sukarelawan makan di tempat ini," kata Aisyah, Rabu (20/1/2021).

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Habiskan 50 Kg Beras

Ada Warung Gratis untuk Relawan dan Jurnalis dari Penyintas Gempa Mamuju
Di tengah kesulitan usai gempa Mamuju, sebuah warung makan gratis dari penyintas menjadi pengampu bagi para relawan dan jurnalis yang bertugas di wilayah tersebut. (Liputan6.com/Heri Susanto)

Untuk menyiapkan menu-menu makanan sederhana saban hari selain Aisyah, ada 10 perempuan penyintas gempa Mamuju lainnya yang bekerja secara bergantian dari pagi, siang, dan malam agar makanan tetap tersedia.

Bahan-bahan makanan di warung relawan tersebut dibeli dengan uang pribadi dan sesekali dari donasi. Setiap hari rata-rata 50 kilogram beras habis.

Aisyah dan penyintas lainnya bertekad akan berusaha tetap memberikan donasi makanan ke sukarelawan yang membantu penanganan pascagempa di Mamuju sebagai bentuk penghargaan atas kemanusiaan.

"Kami sangat berteri makasih sukarelawan datang membantu kami di Mamuju. Selama kami mampu, warung ini akan tetap ada," Aisyah memungkasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya