Liputan6.com, Bandung - Selain curah hujan yang tinggi, jebolnya tanggul Sungai Citarum mengakibatkan banjir di sekitar kawasan Bekasi dan Karawang, Jawa Barat. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan pihaknya telah meminta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum telah mengambil langkah penanganan.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
"Dari sisi kebencanaan, BBWS mayoritas menjadi penanggung jawab dalam proses perbaikan. Tadi malam juga saya masih koordinasi karena ada tanggul jebol Citarum sehingga sedang dilakukan upaya penanganan sementara," kata pria yang akrab disapa Emil itu dalam keterangan pers di Mapolda Jabar, Kota Bandung, Senin (22/2/2021).
Emil mengungkapkan bahwa langkah kedaruratan untuk mengatasi tanggul jebol tersebut sudah dilakukan dengan menggunakan bio bag. Namun, keterbatasan kantong-kantong pasir tersebut menjadi kendala saat ini.
"Ada kesulitan dari BBWS kantong bio bag itu ada keterbatasan. Hari ini saya minta dibeli sebanyak-banyaknya untuk dilakukan penutupan tanggul-tanggul yang jebol," ungkapnya.
Perihal penanggulangan banjir jangka menengah dan jangka panjang di Jabar, Emil menyampaikan bahwa ada sejumlah langkah yang dilakukan. Ia melaporkan bahwa ada program-program yang sudah selesai 100 persen seperti penyodetan Sungai Cisangkuy.
"Sungai Cisangkuy yang tadinya melewati permukiman yang menyebabkan banjir hari ini sudah belok ke Citarum dan tidak melewati permukiman, itu akan diresmikan," katanya.
Selain sodetan Cisangkuy, lanjut Emil, ada juga program penanganan banjir masih berproses. Misalnya, bendungan Sadawarna di Kabupaten Subang yang masih berjalan 50 persen.
Jika bendungan tersebut beres tahun ini, Emil berharap di akhir tahun banjir di Subang itu tak terjadi lagi. Meski begitu, ia tak ingin takabur bahwa pembangunan bendungan Sadawarna sebagai upaya yang sepenuhnya menyelesaikan masalah banjir.
"Yang bisa kita janjikan adalah mengurangi karena faktor iklim ini tidak semua ilmu manusia bisa mengetahuinya," ucapnya.
Sedangkan di Kabupaten Bogor, bendungan juga tengah dikerjakan untuk mengurangi dampak banjir. Selain itu, di Bekasi, tiga proyek kali baru dimulai awal tahun ini dan dua ruasnya sedang pembebasan lahan.
"Jadi kalau ditanya penanganannya seperti apa, semua sedang dikerjakan. Ada yang baru dimulai, ada yang 50 persen ada yang sudah seratus persen. Kita sebagai pemerintah tidak tinggal diam semua upaya terus dilakukan," ujar Emil.
Sambil menanti semua proyek penanganan banjir rampung, Emil tetap menginstruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan instansi terkait mewaspadai banjir.
"Kalau sudah situasi darurat karena solusi engineering-nya belum selesai, maka fokus pada penanganan kebencanaan melalui BPBD, TNI/Polri, Basarnas dan lain-lain. Termasuk dampak pada saat covid kena banjir, nah ini sudah saya instruksikan agar pasien-pasien covid di area banjir mendapatkan atensi yang lebih maksimal," kata mantan Wali Kota Bandung itu.