Langkah Satgas Covid-19 Riau Antisipasi Tiga Mutasi Baru Virus Corona

Pemerintah Provinsi Riau melalui Satgas Covid-19 menyebut sudah punya beberapa langkah menghadapi penyerbaran cepat mutasi virus corona.

oleh M Syukur diperbarui 12 Mar 2021, 04:00 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2021, 04:00 WIB
Penanganan pasien Covid-19 di Riau oleh petugas medis.
Penanganan pasien Covid-19 di Riau oleh petugas medis. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Pemerintah Provinsi Riau sudah mempersiapkan sejumlah langkah mengantisipasi mutasi baru corona (B117). Selain itu, Satgas Covid-19 di Riau juga mengantisipasi dua mutasi lainnya virus dari Wuhan, China itu.

Juru bicara Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau, dr Indra Yovi, menyebut saat ini Bumi Lancang Kuning belum ditemukan warga terpapar mutasi baru virus Corona tersebut. Namun ini tetap diwaspadai mengingat penularannya lebih cepat dari Covid-19.

"Sudah ada strategi dari Pemprov Riau, baik itu B117 di Inggris ataupun mutasi yang terjadi di Brazil serta Afrika," kata Yovi di Pekanbaru.

Yovi menyebut dirinya sudah berkomunikasi dengan Gubernur Riau Syamsuar ketika ada temuan varian baru virus corona di Inggris, Brazil dan Afrika. Salah satu strategi penting adalah lebih mengetatkan protokol kesehatan.

"Pemerintah daerah diminta tidak mengendorkan protokol kesehatan, razia ataupun operasi yustisi lebih ditingkatkan," kata Yovi.

Menurut Yovi, pemerintah daerah sangat mengandalkan Satpol PP dalam operasi yustisi protokol kesehatan. Begitu juga dengan perkantoran serta pihak lainnya yang berpotensi terjadi kerumunan.

"Kemudian saat ini ada sejumlah kepala daerah baru di Riau, ini harus mempertahankan kinerja pemerintah sebelumnya," kata Yovi.

Selain protokol kesehatan, Yovi menyebut Riau bakal memaksimalkan fasilitas kesehatan. Di antaranya 35 lebih rumah sakit rujukan Covid-19 yang tersebar di setiap kabupaten.

Yovi mengklaim Riau sejak awal terbilang bagus dalam mengantisipasi penanganan pasien Covid-19. Sebelum ada kasus positif pertama pada 18 Maret 2020 di Pekanbaru, Riau sudah mempersiapkan ruangan khusus di setiap rumah sakit.

Kementerian Kesehatan pada saat itu hanya menunjuk tiga rumah sakit rujukan. Riau dengan inisiatif sendiri memerintah pemerintah kabupaten menyediakan ruangan isolasi di setiap rumah sakit daerah dan swasta.

"Sebulan setelah ada kasus, Riau punya laboratorium, rumah sakit swasta juga diizinkan membuat lab sehingga tidak menunggu lama dari lab pusat hasil pemeriksaannya," jelas Yovi.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Vaksin Masih Efektif?

Yovi menyatakan, perbedaan virus corona dari Wuhan dengan mutasi di Inggris, Brazil dan Afrika terletak pada transmisi. Jika virus sebelumnya memerlukan tiga partikel untuk menginfeksi maka virus mutasi hanya membutuhkan satu.

"Sehingga lebih cepat berkali-kali lipat penyebarannya, kalau gejala yang ditimbulkan masih sama," kata Yovi.

Lantas bagaimana efektivitas vaksin Sinovac terhadap mutasi ini? Yovi menyebut masih sama karena perbedaannya hanya pada transmisi sehingga vaksin yang ada masih ampuh.

Hanya saja, Yovi menyebut efektivitas vaksin Sinovac adalah 65,3 persen. Artinya, masyarakat yang sudah mendapatkan dua dosis vaksin masih wajib menjalankan protokol kesehatan.

Yovi menyebut imunitas komunal bisa tercapai 100 persen jika masyarakat di suatu wilayah sudah 70 persen sudah menerima vaksin. Angka itu kalau belum tercapai maka imunitas masyarakat harus tetap mengandalkan protokol kesehatan.

Yovi menyebut mutasi virus merupakan hal biasa. Sama seperti mahluk hidup lainnya, virus akan menyesuaikan diri dengan lingkungan kalau keberadaannya terancam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya