Yang Tersisa Usai Banjir Bandang yang Memorakporandakan Desa Beka Sigi

Sehari pascabanjir bandang menerjang Desa Beka, Sigi penanganan darurat difokuskan untuk menyelamatkan barang-barang milik warga dan juga mengungsikan warga ke rumah warga lain yang aman dan nyaman

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Mar 2021, 15:00 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2021, 15:00 WIB
Kampung Cigobang
Kondisi bagian dalam rumah warga yang ditinggalkan di Kampung Cigobang, Lebak, Banten, Sabtu (20/3/2021). Pascabencana banjir bandang dan longsor pada 1 Januari 2020 lalu mengakibatkan sekitar 154 kepala keluarga (KK) meninggalkan kampung tersebut. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Sigi - Sejumlah aparat TNI/Polri dan relawan kemanusiaan dibantu warga terjun ke lokasi bencana alam banjir bandang yang menerjang Desa Beka di Kabupaten Sigi, pada Jumat malam (26/3), mengevakuasi barang-barang milik warga yang selamat dari terjangan banjir.

Banjir bandang yang menerjang Desa Beka di Kecamatan Marawola pada 26 Maret 2021 sekitar pukul 20.00 Wita disertai lumpur dan material pasir, batu-batuan dan potongan kayu.

Pantauan Antara di lokasi, Sabtu pekan ini, personil gabungan TNI/Polri juga dibantu tim reaksi cepat (TRC) dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sigi, Basarnas Palu, Tim Tagana Dinas Sosial, sejumlah NGO kemanusiaan, termasuk ATC dan masyarakat ikut bahu membahu mengevakuasi perabot rumah milik warga yang ada dalam rumah.

Mereka mengeluarkan semua isi rumah dan mengamankan sementara di lokasi yang aman, sebab kondisi cuaca hingga kini masih memprihatinkan.

"Yang penting, isi rumah seperti perabot, alat-alat dapur dan barang lainnya yang tidak tertimbun lumpur, di amankan dulu di tempat yang aman," ujar Bahtiar salah seorang personil TNI.

Sehari pascabanjir bandang menerjang Desa Beka, penanganan darurat difokuskan untuk menyelamatkan barang-barang milik warga dan juga mengungsikan warga ke rumah warga lain yang aman dan nyaman.

Setelah itu, kata dia, akan dilanjutkan dengan kerja bakti untuk membersihkan lumpur dari permukiman warga. Material lumpurnya cukup berat, sehingga butuh bantuan alat berat untuk membersihkannya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Sungai dan Tanah Labil di Sigi

Sementara Kepala Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sigi, Asrul, mengatakan sejak Jumat malam, setelah banjir bandang, sudah diterjunkan satu unit alat berat ke lokasi.

Alat berat tersebut diterjunkan untuk menormalisasi kembali jalur jalan yang tertimbun lumpur dan material batu-batuan dan limbah kayu.

Akibat bencana alam tersebut, kata dia, badan jalan sepanjang 800 meter di Desa Beka, Kecamatan Marawola tertimbun lumpur dan jalur itu sempat terputus.

Tetapi, sejak tadi pagi arus kendaraan roda dua maupun empat sudah bisa lewat setelah badan jalan dibersihkan dari material lumpur menyusul banjir bandang yang menerjang desa tersebut.

Sejumlah wilayah di Kabupaten Sigi selama ini rawan bencana alam banjir dan tanah longsor, sebab banyak terdapat sungai dan struktur tanah labil.

Saat hujan lebat, sangat memungkinkan terjadinya bencana banjir dan longsor.

Wilayah rawan bencana alam di Sigi antara lain Kecamatan Gumbasa, Dolo, Dolo Selatan, Tanambulava, Sigibiromaru, Kulawi, dan Kulawi Selatan.

Banjir bandang terbesar yang pernah menerjang sejumlah wilayah di Sigi pada 2019 antara lain Kecamatan Gumbasa, Dolo, Dolo Selatan dan Kulawi.

Selain banyak rumah warga rusak diterjang banjir, sejumlah sarana kesehatan, pendidikan, kantor desa, sekolah, irigasi, jalan dan jembatan juga hancur.

Pemkab Sigi mengimbau warganya yang tinggal di daerah rawan bencana alam untuk tetap waspada dan siaga saat memasuki musim hujan yang berpotensi banjir dan tanah longsor.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya