Susu Pasteurisasi Empon-Empon, Minuman Sehat Hasil Kolaborasi UGM dan Peternak Pacitan

Pandemi Covid-19 memberikan dampak berkurangnya pendapatan para peternak sapi di Desa Tahunan, Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Bahkan, ada peternak yang mulai menjual sapinya karena tidak dapat membeli pakan. 

oleh Yanuar H diperbarui 23 Apr 2021, 09:00 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2021, 09:00 WIB
Geliat Industri Susu Sapi Perah di Masa Pandemi COVID-19
Pekerja saat menyelesaikan pemerahan susu sapi di peternakan Mahesa Perkasa, Depok, Jawa Barat, Minggu (28/3/2021). Permintaan susu sapi perah di masa pandemi Covid-19 masih stabil, namun terkendala harga pakan yang mengalami kenaikan akibat kelangkaan bahan baku. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Yogyakarta - Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak berkurangnya pendapatan para peternak sapi di Desa Tahunan, Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Bahkan, ada peternak yang mulai menjual sapinya karena tidak dapat membeli pakan. 

Kelompok peternak Bumi Rahayu di Desa Tahunan beranggotakan 25 orang memiliki lebih dari 50 ekor sapi dengan rata-rata produksi susu per hari mencapai 6—10 liter tiap ekor sapi dengan nilai jual ke koperasi sebesar Rp5.000 per liter. 

"Pendapatan rata-rata setiap peternak di kelompok tersebut hampir sama, yaitu kurang lebih Rp80.000,00 per hari atau sekitar Rp2.400.000,00 per bulan. Padahal, sebagian besar istri peternak tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga yang hanya mengandalkan pendapatan suami," kata dosen Fakultas Peternakan UGM selaku ketua kegiatan pengabdian kepada masyarakat Ambar Pertiwiningrum, Rabu (20/4/ 2021).

Ambar mengatakan, melihat kondisi ini, Fakultas Peternakan UGM memberdayakan istri peternak untuk mampu mengolah susu sapi segar menjadi susu pasteurisasi kombinasi empon-empon. Pihaknya memberikan pendampingan mengolah susu segar menjadi produk pangan olahan susu yang lezat, bergizi, tahan cukup lama, dan bernilai jual lebih tinggi. 

Ambar menjelaskan pemilihan empon-empon menjadi bahan tambahan karena merupakan tanaman unggulan di desa tersebut dan dipercaya dapat meningkatkan antibodi. 

"Mereka menjual susu dalam keadaan segar dan tidak mengolahnya apabila tidak habis terjual. Susu yang tidak terjual diberikan secara cuma-cuma kepada tetangga atau dicampurkan pada pakan sapi," katanya.

Menurut Ambar, pendampingan pembuatan susu pasteurisasi diawali dengan pelatihan cara memerah susu yang benar dan sehat. Lalu, proses pengolahan susu dengan empon-empon.

Ambar mengungkapkan, pengolahan susu segar menjadi susu pasteurisasi dapat meningkatkan pendapatan peternak. Selain itu, tidak ada lagi susu yang terbuang setelah diberikan pelatihan pengolahan susu.

"Peternak juga dilatih memublikasikan video dan foto produk, memilih kata-kata kreatif dalam promosi, dan dilatih menggunakan hashtag agar produk mudah ditemukan oleh konsumen," dia menandaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya