ICU Covid-19 Penuh, Satgas Ingatkan Kondisi Riau Bisa Seburuk India

Ruang ICU di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru penuh karena pasien Covid-19 bergejala berat, kondisi serupa juga terjadi di beberapa rumah sakit swasta.

oleh Syukur diperbarui 03 Mei 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2021, 07:00 WIB
Juru Bicara Satgas Covid-19 di Riau, dr Indra Yovi.
Juru Bicara Satgas Covid-19 di Riau, dr Indra Yovi. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Penularan Covid-19 di Riau sangat mengkhawatirkan. Kasus aktif di Bumi Lancang Kuning hampir mencapai 6.000 dan membuat ruang ICU di berbagai rumah sakit mulai penuh.

Bahkan, Juru bicara Satgas Covid-19 di Riau dr Indra Yovi menyatakan ruangan ICU berventilator di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Ahmad sudah penuh. Padahal rumah sakit ini merupakan rujukan utama pasien Covid-19.

Kondisi serupa, juga terjadi di beberapa rumah sakit swasta di Pekanbaru. Saat ini hanya tersisa ruang ICU tanpa ventilator sehingga belum masuk kategori ruangan perawatan pasien Covid-19 di Riau.

"Kondisi ini terjadi karena angka kasus harian selalu di atas 300, banyak yang bergejala berat," kata Yovi, di Pekanbaru.

Menurut Yovi, pasien Covid-19 bergejala sedang hingga berat wajib dirawat. Sementara kondisi di Riau ada pasien dengan gejala ringan menuju berat.

"Ini menjadi kekhawatiran medis, bagaimana menyelamatkan nyawa warga dari Covid-19," kata Yovi.

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Yang Terburuk

Melepas yang Pulang
Anggota keluarga mendoakan kerabat yang dimakamkan dengan protokol COVID-19 di TPU Bambu Apus, Jakarta, Kamis (28/1/2021). Kamis (28/1), angka kasus kematian akibat terpapar COVID-19 di Indonesia mencatat rekor baru dengan 476 jiwa setelah hari sebelumnya 387 orang. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Selain ICU, ketersediaan ruangan perawatan Covid-19 gejala ringan hingga sedang juga mengkhawatirkan. Peningkatan keterisian ruangan perawatan meningkat hingga 60 persen.

"Jika tidak ada antisipasi maka ketersediaan tempat tidur akan penuh," ucap Yovi.

Yovi mengatakan, kasus angka kematian di Riau karena terpapar virus corona juga sangat tinggi. Setiap hari dalam beberapa pekan belakangan ada 15 orang meninggal dunia.

"Ini angka kematian tertinggi, bahkan mencapai puncak tertinggi di Riau," jelas Yovi.

Yovi menyebut sudah 14 bulan Riau berjuang keluar dari pandemi ini. Diapun mengatakan kondisi saat ini merupakan yang terburuk

"Apakah Riau bisa seperti India? Bisa saja, kalau tak ada lagi yang patuh pada protokol kesehatan," tegas Yovi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya