Buka Tutup Tempat Wisata di Garut Imbas Melonjaknya Kasus Covid-19

Volume lonjakan pengunjung di kawasan wisata terlihat naik signifikan, terutama setelah Idul Fitri 1442 H berlangsung. Padahal, sesuai aturan protokol kesehatan (prokes), kapasitas objek wisata hanya 50 persen.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 19 Mei 2021, 05:00 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2021, 05:00 WIB
Bupati Garut Rudy Gunawan memberikan penjelasan kepada wartawan ihwal meroketnya jumlah pasien dan kematian akibat  Covid-19 di Garut.
Bupati Garut Rudy Gunawan memberikan penjelasan kepada wartawan ihwal meroketnya jumlah pasien dan kematian akibat Covid-19 di Garut. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Melonjaknya kasus kematian pasien Covid-19 di Kabupaten Garut, Jawa Barat, membuat pemerintah daerah (Pemda) Garut kembali berbenah. Salah satunya kembali menutup akses kawasan wisata yang diduga menjadi salah satu penyebab meroketnya pasien Covid-19 karena sebagai salah tempat berkerumun.

“Kita juga siaga, dengan pelaksanaan Idul Fitri dan silaturahmi,” ujar Bupati Garut, Rudy Gunawan, Senin (17/5/2021).

Menurutnya, volume lonjakan pengunjung di kawasan wisata terlihat naik signifikan, terutama setelah Idul Fitri 1442 H. Padahal, sesuai aturan protokol kesehatan (prokes), kapasitas objek wisata hanya 50 persen.

“Pada hari Sabtu, dengan wakil ketua yaitu Pak Kapolres (dan) Pak Dandim, ada keramaian (lebih dari) 50 persen, itu dibubarkan, tidak terkendali ditutup, dan diblokir,” ujarnya.

Rudy kemudian merujuk membludaknya pengunjung di mayoritas kawasan wisata mulai wisata pantai di wilayah Garut Selatan, kemudian wisata gunung, hingga pusat wisata lainnya.

”Pariwisata di hari kedua kita agak jebol, jadi antara di selatan, tapi kita lakukan langkah-langkah langsung pembubaran,” kata dia.

Untuk menekan jumlah pengunjung yang datang, pihaknya, ujar Rudy, mengajak agar pengelola dan masyarakat bisa lebih bijak melihat ancaman meningkatnya penyebaran Covid-19 saat ini.

“Jadi kemarin itu kita sudah ada protap dengan dari Satgas,wakil ketua Satgas, melebihi 50 persen dibubarkan, outbreak ditutup,” ujar dia.

Dengan upaya itu, Rudy menegaskan jika kawasan wisata tetap dibuka bagi masyarakat atau pengunjung, pihak pengelola wajib memperhatikan prokes pencegahan Covid-19, termasuk kapasitas kunjungan.

“Prinsipnya di Garut tempat wisata tidak ditutup, asal (pengunjung) kurang dari 50 persen. Cipanas boleh, tapi ya kapasitas Cipanas misalnya 200 orang, 100 orang boleh, karena ekonomi juga harus berjalan,” ujarnya.

Data terbaru tim gugus tugas pencegahan Covid-19 kabupaten Garut mencatat, angka kematian pasien Covid-19 di Kabupaten Garut melonjak drastis menjadi 4,2 persen (382 kematian) melebihi angka nasional yang hanya 2,76 persen.

“Angka kematian kita adalah tertinggi di Indonesia, melebihi angka 4 persen, yang positif sekarang 9.083 orang, yang meninggal dunia 382 orang, jadi sudah 4,2 persen,” ungkap dia.

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya