Liputan6.com, Gunungkidul Lonjakan kasus Covid-19 di Kapanewonan Playen Gunungkidul terus berlanjut dalam beberapa hari terakhir. Hari ini, belasan santri di Pondok Pesantren Putri Al Mujahidin di Kalurahan Bandung dinyatakan terpapar Covid-19.
Positifnya belasan santri tersebut menambah daftar panjang jumlah orang terinfeksi Covid-19 yang berada di Kapanewonan Playen. Sebelumnya, ada puluhan karyawan pabrik tas Kalurahan Bandung dan puluhan warga Kalurahan Dengok yang terpapar karena takziah.
Baca Juga
Panewu Playen, Setiyawan membenarkan adanya belasan santri Pondok Pesantren Putri Al Mujahidin yang terpapar Covid-19 tersebut. Seluruh santri yang dinyatakan positif Covid-19 berasal dari luar daerah, seperti Cilacap. Mereka baru tiba di Pondok Pesantren Al Mujahidin sekitar 12 hari atau dua minggu yang lalu.
Advertisement
"Kemudian baru dua hari ini mengalami gejala kehilangan indra pembau," dia menerangkan, Jumat (11/6/2021) ketika ditemui di kantornya.
Menindaklanjuti hal ini, pihak Puskesmas I Playen melakukan tracing terhadap santri putri di pondok pesantren tersebut. Namun, hari ini, tracing baru menyasar para santri, belum ke pengelola ataupun warga sekitar.
Setyawan menuturkan, kasus Covid-19 tersebut bermula ada 5 orang santri yang mengalami gejala Covid-19 dengan kehilangan indra pembau. Kemudian dilakukan rapid test antigen dua hari lalu dan hasilnya positif sehingga dipastikan terpapar Covid-19.
Kelima santri tersebut telah diisolasi di ruang yang sudah disiapkan pengelola. Kemudian tracing dilakukan lagi ke-14 santri lainnya dan hasilnya ada 7 santri yang dinyatakan positif Covid-19. Sehingga, secara keseluruhan ada 12 santri putri yang terpapar Covid-19.
"Ke-12 santri putri tersebut kami simpulkan positif Covid-19," dia menegaskan.
Menurutnya, kemungkinan jumlah yang terpapar dari Pondok Pesantren Putri Al Mujahidin akan bertambah, karena penelusuran baru dilakukan terhadap santri dan belum menyasar ke pengelola dan warga sekitar pondok pesantren tersebut.
Setiyawan menambahkan, pondok pesantren ini memang sudah menjalankan proses pembelajaran. Sebelum pembelajaran, Satgas Penanganan Covid-19 sudah melakukan pengecekan.
"Di sana semuanya sudah bagus. Baik pondok putri ataupun putra," paparnya.
Setiyawan mengatakan dalam pengecekan, protokol kesehatan telah dijalankan dengan baik termasuk penataan ruang tidur dan pembelajaran lainnya. Sehingga, kemungkinan adanya Covid-19 tersebut datang dari luar daerah.
Karena, saat tiba di pondok pesantren, para santri sudah membawa surat negatif swab antigen dari daerah asalnya masing-masing. Dan gejala baru muncul setelah lebih dari 10 hari di pondok pesantren.
"Kami belum disebut sebagai klaster. Mudah-mudahan janganlah," dia memungkasi.