Nyaris Berstatus Zona Merah, Begini Data Kasus Covid-19 di Kota Bandung

Melonjaknya kasus Covid-19 di Kota Bandung pascalibur Idulfitri berdampak terhadap penurunan indikator kesehatan Kota Bandung.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 17 Jun 2021, 10:55 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2021, 05:33 WIB
Simulasi penanganan pasien terduga virus Corona
Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menggelar simulasi penanganan pasien terduga infeksi virus Corona atau Covid-19. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 Kota Bandung Oded M Danial mengungkapkan, skor level kewaspadaan Kota Bandung berada di angka 1,81 atau risiko sedang (oranye). Tepat 0,01 di atas ambang batas zona risiko tinggi (merah) yang berkisar 0-1,80.

"Kondisi Kota Bandung kini kritis, oleh karena itu kita harus segera merespon dengan tindakan dan strategi pengetatan aktivitas di Kota Bandung," kata Oded di Balai Kota Bandung, Rabu (16/6/2021).

Melonjaknya kasus Covid-19 di Kota Bandung pascalibur Idulfitri berdampak terhadap penurunan indikator kesehatan Kota Bandung. Bahkan, Kota Bandung nyaris berlabel zona merah.

Ketua Harian Satgas Covid-19 Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, jika Kota Bandung jatuh ke jurang zona merah maka akan berdampak terhadap sejumlah kebijakan.

"Jika masuk ke dalam zona merah, maka kegiatan ekonomi wajib dihentikan. Ini yang harus disikapi oleh kita," katanya.

 

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

Penyebab Lonjakan

Ema menuturkan, salah satu penyebab Kota Bandung nyaris masuk zona merah adalah terjadi lonjakan kasus aktif di Kota Bandung pada periode 15 Mei-15 Juni 2021 yaitu sebesar 577 kasus.

Dia menjelaskan, lonjakan 577 kasus ini dapat terjadi dengan proses yang cukup lama dalam beberapa bulan. Tetapi saat ini terjadi lonjakan secara signifikan dalam waktu yang cukup singkat.

Dinamika pandemi Covid-19 di Kota Bandung ini pun dipengaruhi dengan status bed occupancy ratio (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit (RS) rujukan Covid-19. Saat ini BOR sudah mencapai 89,71 persen. Angka yang sudah kritis dan melebihi standar aman World Health Organization (WHO).

Ema berujar, keterisian tempat tidur di Kota Bandung ini mengalami lonjakan sejak awal Juni 2021. Hal itu seiring dengan meningkatnya kasus Covid-19. Beberapa di antaranya memiliki gejala sedang dan berat sehingga memerlukan perawatan di RS.

"Menjawab persoalan BOR, Wali Kota Bandung sudah mengeluarkan Surat Edaran yang ditujukan kepada RS rujukan untuk mengupayakan penambahan tempat tidur yang idealnya. Sesuai dengan pernyataan Gubernur Jawa Barat adalah sebesar 30-40 persen dari total tempat tidur yang tersedia di RS tersebut. Semoga proses penambahan di RS ini dapat dilaksanakan dalam waktu yang cepat," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya