Nestapa Ibu Muda dengan 2 Balita di Rusunawa Sewon Kehilangan Keluarga karena Covid-19

Ibu muda ini secara berturut-turut kehilangan ibu mertuanya, suaminya, adik iparnya yang berusia 16 tahun, dan bapak mertuanya karena Covid-19.

oleh Hendro diperbarui 30 Jul 2021, 13:00 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2021, 13:00 WIB
Jenazah Covid-19
Meninggal karena Covid-19, ibu muda tinggal di Rusunawa kini harus merawat anaknya yang masih balita.

Liputan6.com, Bantul - Sebanyak empat orang dalam satu keluarga yang tinggal di Rusunawa Sewon meninggal dunia akibat terpapar Covid-19. Kini, yang tersisa tinggal di rumah itu seorang ibu muda berusia 22 tahun dengan dua anak balita masing-masing berumur 4 tahun dan 2 bulan.

Ibu muda asal Padukuhan Janganan, Kalurahan Panggungharjo Kapanewon Sewon Bantul yang menyewa dua kamar di Rusunawa Sewon ini harus kehilangan suami, kedua mertua, dan adik iparnya. Terakhir, bapak mertuanya, Mj, meninggal pada Kamis malam pekan lalu di RSLKC Bambanglipuro. Kini, ibu itu menjalani isolasi mandiri di Rusunawa Sewon bersama dua anaknya.

Lurah Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hadi ketika dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut. Keluarga muda tersebut menyewa dua kamar rusunawa di Kalurahan Panggungharjo. Satu kamar dihuni ibu ini bersama suaminya Al dan dua anak balitanya. Satu kamar lagi ditinggali kedua mertuanya bersama seorang adik iparnya yang berumur 16 tahun.

"Ibu muda dan suaminya ber-KTP Panggungharjo," ujar Wahyudi, Rabu (28/7/2021) malam.

Keluarga kecil dengan dua balita ini semuanya dinyatakan positif Covid-19. Kemudian setelah dilakukan tracing, adik iparnya juga dinyatakan positif Covid-19. Ketika tracing, keluarga ini tidak menyebut jika kedua mertua mereka juga kontak erat.

Satgas kalurahan kaget karena beberapa hari kemudian sang ibu meninggal dunia. Ibu mertua meninggal dunia dengan status positif Covid-19 dan kormobid kanker. Pengelola rusunawa sendiri juga terkesan abai karena tidak melakukan rapid tes massal seluruh penghuni rusunawa.

"Pengelola juga tidak melakukan pengetatan di Rusunawa," ujar dia.

Wahyudi merasa kaget ketika tiba-tiba pihak rusunawa meminta bantuan Satgas Kalurahan untuk memfasilitasi ambulans membawa ibu mertua yang meninggal ke Jepara. Keluarga meminta jenazah sang ibu mertua dimakamkan di tanah kelahirannya di Jawa Tengah.

Satgas Kalurahan akhirnya mengirim mobil ambulans Lazismu untuk mengantar jenazah ibu mertua yang positif Covid-19. Saat itu, Al, suami dari ibu muda ini turut serta mendampingi jenazah ibunya ke Jepara.

"Selang beberapa hari kemudian, kondisi suami ibu muda ini menurun drastis," ungkapnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Upaya Penyelamatan

Ilustrasi COVID-19
Ilustrasi COVID-19. Foto: (Ade Nasihudin/Liputan6.com).

Pengelola rusunawa kembali menghubungi Satgas Kalurahan untuk meminta bantuan mencarikan rumah sakit. Pihak kalurahan akhirnya berhasil mengirim Al, ke RS Panembahan Senopati. Namun, meski sudah mendapat perawatan, nyawanya Al tak tertolong lagi.

Kejadian serupa juga menimpa adik iparnya yang berusia 16 tahun. Sang adik ipar kondisinya juga mengalami penurunan. Kemudian pihak rusunawa kembali menghubungi Satgas Kalurahan untuk meminta bantuan mencarikan rumah sakit dan akhirnya dikirim ke RS PKU Muhammadiyah Gamping.

"Adik iparnya meninggal dunia 5 hari setelah Al meninggal dunia," paparnya.

Usai 3 penghuni rusunawa meningggal dunia, Wahyudi pun sempat memarahi pengelola rusunawa. Karena, semenjak peristiwa meninggalnya ibu mertua dari keluarga kecil tersebut, pihak pengelola belum melakukan tindakan apa pun.

Pihak pengelola seolah melakukan pembiaran dengan tidak memperhatikan kondisi keluarga ini. Tim Satgas Kalurahan sebenarnya akan bertindak menutup sementara rusunawa tersebut atau melakukan lockdown, tetapi pihaknya merasa jika rusunawa bukan kewenangan mereka.

"Kewenangan ada di Kabupaten. Pengelola kan memiliki kuasa untuk mengatur penghuni," ujar dia.

Selang beberapa hari kemudian, Mj juga mengalami penurunan kondisi. Pengelola rusunawa kembali menghubungi Satgas Kalurahan untuk meminta bantuan mencarikan rumah sakit. Mereka membawa Mj ke Rumah Sakit Nur Hidayah karena rumah sakit ini masih ada kamar yang kosong.

"Pak Mj ini statusnya juga positif Covid-19, paru-parunya sudah penuh cairan," dia menerangkan.

Pihak RS Nur Hidayah meminta agar Mj dibawa pulang karena mereka tidak memiliki ruang rawat inap pasien Covid-19. Pihak Satgas berusaha menegosiasi pihak rumah sakit agar Mj tetap dirawat di RS tersebut. Karena yang penting baginya, Mj mendapatkan asupan oksigen.

"Pihak RS menyetujuinya dengan catatan hanya 24 jam saja. Selama 24 jam tersebut, pihak Puskesmas Sewon belum mendapat keputusan mau dirawat di rumah sakit mana," dia menambahkan.

Hingga akhirnya mereka membawa pulang Mj ke Sewon. Wahyudi menolak jika Mj dibawa pulang ke rusunawa hingga akhirnya ditempatkan di shelter yang dikelola pemerintah Kalurahan. Kamis pekan lalu, sekitar pukul 21.00 WIB, kondisi Mj mengalami penurunan.

"Malam itu sebenarnya RSLKC Bambanglipuro hendak menjemputnya. Tapi akhirnya kita antar," ujar dia.

 

Buntut 4 Warga Rusunawa Meninggal karena Covid-19

virus corona covid-19
ilustrasi virus corona covid-19/photo copyright by Shutterstock

Tim Satgas Kalurahan membawa Mj dengan mobil operasional puskesmas yaitu mobil tenaga medis tanpa peralatan medis. Mobil tersebut sebenarnya mobil penumpang karena di bagian tengah ada kursinya.

"Pak Mj masih bisa berjalan dan duduk di tengah," paparnya.

Hingga sampailah ke RSLKC dan disambut tenaga medis di rumah sakit tersebut dengan kursi roda. MJ lantas duduk di kursi roda dan dibawa ke lobi rumah sakit. Namun, saat masih menunggu giliran penanganan, kondisi MJ kian memburuk, dia semakin lemas.

"Pak Mj pun akhirnya meninggal dunia dengan posisi terduduk di kursi roda di lobi rumah sakit," terangnya.

Wahyudi mengaku kecewa dengan sikap pihak pengelola rusunawa yang abai dengan kondisi penghuni rusunawa. Setelah Mj meninggal, pihak rusunawa mulai melakukan pengetatan.

Liputan6.com sudah berusaha menghubungi Kepala UPTD Rusunawa dan Permakaman DPUPR Bantul, Ari Mursukapti untuk mendapat konfirmasi. Namun, belum ada balasan. Begitu pun dengan Kepala Dinas PUPR Bantul, Bobot Arifianto yang juga belum merespon.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya