3 Tantangan Produksi Stem Cell di Indonesia untuk Pengobatan

Sebuah perusahaan bioteknologi di Surakarta, PT Tristem Medika Indonesia, membuat terobosan supaya stem cell bisa menjadi obat pada masa depan untuk semua kalangan.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 25 Nov 2021, 14:30 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2021, 14:30 WIB
Stem cell atau sel induk manusia yang diinjeksi ke dalam embrio babi (Ross/UC Davis)
Stem cell atau sel induk manusia yang diinjeksi ke dalam embrio babi (Ross/UC Davis)

Liputan6.com, Yogyakarta- Stem cell atau sel punca mulai marak dibicarakan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Sebuah perusahaan bioteknologi di Surakarta, PT Tristem Medika Indonesia, membuat terobosan supaya stem cell bisa menjadi obat pada masa depan untuk semua kalangan.

PT Tristem Medika Indonesia menandatangani nota kesepahaman dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam Forum Riset Industri 2021 untuk mengembangkan terapi stem cell bersama dengan para warga UGM dari berbagai fakultas untuk memajukan pengobatan di Indonesia.

Menurut Direktur PT Tristem Medika Indonesia Indra Bachtiar, pengembangan stem cell saat ini masih menghadapi banyak tantangan. Salah satu penyebabnya, belum teregistrasinya stem cell sebagai obat sehingga tidak semua dokter bersedia melakukan terapi stem cell untuk pengobatan.

Ketidakjelasan status stem cell secara administratif ini membuat tidak semua dokter mau menggunakan metode pengobatan ini karena bisa dianggap melanggar aturan.

“Padahal stem cell ini tidak bisa dijual bebas langsung ke masyarakat, harus melalui dokter yang akan menginjeksikan sel ini ke tubuh pasien,” ujarnya, Kamis (25/11/2021).

Persoalan lain adalah 99 persen bahan baku stem cell masih impor yang membuat obat ini menjadi sangat mahal harganya, lebih dari Rp 50 juta untuk pengobatan stem cell. Terlebih, pengobatan ini juga belum terakomodasi BPJS Kesehatan dan baru sedikit asuransi yang bersedia mengakomodasi stem cell.

Tantangan lain yang menjadi perhatian saat ini adalah masuknya industri stem cell dari luar negeri yang masuk ke tanah air, padahal Indonesia juga bisa mengembangkan stem cell untuk kemandirian pengobatan.

Oleh karena itu, ia menyadari perlu kerja sama dan sinergi antara pemerintah, pembuat kebijakan, akademisi, dan praktisi untuk mewujudkan stem cell sebagai metode pengobatan di masa depan untuk seluruh masyarakat. Mengingat, selama ini stem cell masih menjadi pengobatan alternatif yang hanya bisa diakses oleh kaum berduit.

 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Apa Itu Stem Cell?

Stem cell adalah suatu sel yang diperlukan oleh tubuh untuk memperbaiki jaringan tubuh yang mengalami kerusakan akibat penyakit tertentu, seperti diabetes, stroke, jantung, proses penuaan (sebagai anti aging), dan sebagainya. Akhir-akhir ini, stem cell juga sudah dipakai untuk pasien Covid-19 yang mendukung penyembuhan pasca Covid-19.

Misal, stem cell yang diinjeksikan kepada pasien diabetes bisa membantu memperbaiki pankreas sehingga bisa memproduksi insulin atau mengubah gula menjadi energi. Stem cell juga bisa digunakan untuk mengobati disfungsi ereksi, penyakit pengeroposan sendi lutut, dan lain-lain.

PT Tristem Medika Indonesia memproses stem cell dari tali pusar. Namun tidak menutup kemungkinan proses stem cell dari lemak atau sumsum tulang belakang.

Pertimbangan memproses stem cell dari tali pusar atau pusat adalah untuk mendapatkan stem cell yang masih muda. Sebab, stem cell dari lemak atau sumsum tulang belakang juga akan bertambah tua seiring umur tubuh manusia.

Satu tali pusar yang rata-rata sepanjang 60 sentimeter bisa menghasilkan 40 triliun dosis stem cell. Kebutuhan untuk pengobatan satu pasien rata-rata 500.000 sampai 2 juta dosis per kilogram berat tubuh.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya