Belajar Pola Hidup Bersih dari Pesantren Terbersih di Jawa Barat

Selama ini persoalan sampah khususnya di lingkungan pesantren, kerap menjadi momok menakutkan bagi warga pesantren, terutama dalam penerapan aturan kebersihan bagi santri.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 15 Des 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 15 Des 2021, 18:00 WIB
Pesantren Terbersih tingkat Jawa Barat. Melalui program Ketawa, puluhan santri Pondok Pesantren Terpadu Cintaraja, kabupaten Tasikmalaya, terbiasa membersihkan halaman pesantren tempat di mana mereka menempuh pendidikan agama.
Pesantren Terbersih tingkat Jawa Barat. Melalui program Ketawa, puluhan santri Pondok Pesantren Terpadu Cintaraja, kabupaten Tasikmalaya, terbiasa membersihkan halaman pesantren tempat di mana mereka menempuh pendidikan agama. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Tasikmalaya - Pondok Pesantren Terpadu Cintarja, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat berhasil menyabet penghargaan sebagai pesantren terbersih, tingkat Jawa Barat.

Melalui program "Ketawa" atau ketemu sampah langsung dibawa, pesantren ini mampu menyisihkan peserta pesantren lainnya yang berjumlah 1001 pesantren itu.

Pimpinan Ponpes Terpadu Cintaraja Tahyudin mengatakan, program Ketawa sebenarnya sudah dilaksanakan sejak lama dengan sistem yang tertata di lingkungan pesantren, mulai reward hingga hukuman bagi mereka yang melanggar.

"Masalah kebersihan itu menjadi bagian dari rasa keimanan kita kepada Allah SWT yang disampaikan melalui Rasul-Nya," ujar dia mengingatkan, Selasa (14/12/2021).

Selama ini, persoalan sampah khususnya di lingkungan pesantren, kerap menjadi momok menakutkan dalam pesantren, terutama dalam penerapan aturan kebersihan bagi santri.

"Jadi ada atau tidak adanya lomba pesantren harus tetap menjadi pionir tentang pentingnya kebersihan, sebab kebersihan itu sebagian dari iman," ujar dia.

Bahkan, khusus selama masa pandemi Covid-19, pola hidup bersih dengan menjaga kebersihan di lingkungan pesantren termasuk penerapan protokol kesehatan (Prokes) pencegan Covid-19, menjadi sebuah keharusan bagi santri.

"Selama Covid-19 kami menerapkan prokes cukup disiplin, meskipun kami akui masih banyak kekurangan," kata dia.

Melalui program itu, ujar dia, mampu menyadarkan setiap santri untuk mengendalikan sampah di sekolah, termasuk saling mengawasi dan mengingatkan sesama santri.

"Jika menemukan sampah di depan mata untuk segera mengambilnya dan memasukkan ke dalam tong sampah," kata dia.

Selain efektif untuk kebersihan lingkungan pondok pesantren, program ini juga mampu membunuh rasa jenuh bagi santri, selama proses belajar mengajar di pesantren.

"Diharapkan dengan kegiatan ini, stigma negatif lingkungan lembaga pendidikan Islam setelah kasus asusila di Bandung menjadi sirna," ujar dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak video pilihan berikut ini:

Lomba Pesantren Sehat Santri Berseri

Pesantren Terbersih tingkat Jawa Barat. Melalui program Ketawa, puluhan santri Pondok Pesantren Terpadu Cintaraja, kabupaten Tasikmalaya, terbiasa membersihkan halaman pesantren tempat di mana mereka menempuh pendidikan agama.
Pesantren Terbersih tingkat Jawa Barat. Melalui program Ketawa, puluhan santri Pondok Pesantren Terpadu Cintaraja, kabupaten Tasikmalaya, terbiasa membersihkan halaman pesantren tempat di mana mereka menempuh pendidikan agama. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Tahyudin menambahkan, selain menjadi acuan bagi pesantren, pola dan budaya hidup bersih dan sehat, harus menjadi acuan seluruh santri selama menempuh pendidikan di dunia pesantren.

“Kami setuju hadirnya lomba Pesantren Sehat Santri berseri Tahun 2021 yang diselenggarakan Kerjasama Pemerintah Provinsi Jabar, Kemenag Jabar, Unilever dan ICSD ini,” kata dia.

Tak ayal kegiatan "Ketawa" yang telah lama dilaksanakan di pesantren terpadu Cintaraja, akhirnya menjadi pembuka mengikuti program tersebut.

"Kami kirim dulu secara virtual kegiatan rutinitas kebersihan lingkungan pesantren hingga panitia lomba melakukan survei dan Alhamdulillah juara tingkat Jawa Barat," kata dia.

Ketua Penyelenggara lomba sekaligus Direktur ICSD (Institute for Civil Society Deplomment) Deni Rusniadi mengatakan, dalam lomba tersebut seluruh pesantren melalui penilian yang cukup ketat dari panitia hingga menghasilkan juara.

"Kami menjaring lebih dari 1.001 pesantren yang ada di Jawa Barat," ujar dia.

Selain faktor kebersihan dan kesehatan lingkungan pesantren, faktor lain yang ikut dinilai dalam lomba tersebut yakni makanan, sarana MCK, dan lainnya.

"Kegiatan ini akan tetap berlanjut setiap tahunnya, saya berharap di musim pandemi ini kesehatan santri dan kiai nya akan lebih terjaga," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya