Komisi VI Dorong Peningkatan Produktivitas Sawit demi Amankan Pasokan Minyak Goreng

Anggota Komisi VI DPR terus mendorong PTPN V meningkatkan produktivitas sawit mentah dengan melibatkan petani sawit untuk memenuhi kebutuhan nasional.

oleh M Syukur diperbarui 29 Jan 2022, 20:00 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2022, 20:00 WIB
Kunjungan kerja omisi VI DPR ke kantor PTPN V membahas peningkatan minyak mentah sawit.
Kunjungan kerja omisi VI DPR ke kantor PTPN V membahas peningkatan minyak mentah sawit. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Komisi VI DPR mengapresiasi langkah PT Perkebunan Nusantara atau PTPN V sebagai anak perusahaan PTPN III meningkatkan produktivitas petani dengan menyiapkan bibit sawit unggul bersertifikat. Termasuk juga percepatan peremajaan sawit untuk mendongkrak perekonomian masyarakat.

Wakil Ketua Komisi VI DPR Gde Sumarjaya Linggih mengatakan, upaya PTPN V ini bisa menjamin pasokan pasokan crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah. Di mana tahun 2021, hampir 99 persen kebutuhan secara nasional dapat terjaga sehingga dapat menstabilkan harga minyak goreng.

"Dengan adanya plasma-plasma, perannya akan lebih besar lagi sehingga nantinya masyarakat berdaya, tentu harga minyak menjadi terukur sesuai dengan kesepakatan nantinya," kata Gde Sumarjaya Linggih saat berkunjung ke kantor PTPN V, Kamis, 27 Januari 2022.

Kunjungan sejumlah anggota Komisi VI ini ke Provinsi Riau membahas tentang pengolahan minyak mentah sawit. Anggota dari Senayan ini disambut oleh Direktur SDM Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) Seger Budiarjo dan Chief Executive Officer PTPN V, Jatmiko Santosa.

Gde menjelaskan, perusahaan kebun negara ini juga berkontribusi memberdayakan petani sawit non mitra. Contoh adalah pelepasan 1,4 juta bibit sawit unggul bersertifikat dari tahun 2020 dan berlangsung hingga sekarang.

Jumlah 1,4 juta bibit sawit unggul itu, tambah Gde, bisa ditanam di 10 ribu hektare lahan. Hasilnya nanti juga dibeli dan di lain sisi ada pula pelatihan kepada masyarakat dalam mengelola kelapa sawitnya.

"Biasanya produktivitasnya dua sampai tiga ton (CPO per hektare), sekarang ini penghasilan masyarakat sangat menggembirakan hampir enam ton (CPO per hektare)," lanjut Gde.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak video pilihan berikut ini:

Bangun Indsutri Turunan

Chief Executive Officer PTPN V, Jatmiko Santosa.
Chief Executive Officer PTPN V, Jatmiko Santosa. (Liputan6.com/M Syukur)

Sementara itu, anggota Komisi VI DPR lainnya Andre Rosiade menyebut capaian PTPN V merupakan hasil dari pembenahan nyata. Meski begitu, dia mengingatkan agar PTPN V juga turut melakukan diversifikasi bisnis, terutama membangun industri turunannya sehingga tercipta nilai tambah.

"Terus terang saya apresiasi kepada PTPN V yang untungnya Rp1,3 triliun, saya ingin memberikan masukan agar PTPN V juga dapat membangun industri turunannya sehingga ada added value," kata Andre.

Sementara itu, Seger Budiarjo menyampaikan terima kasih atas saran dan masukan yang disampaikan para legislator Komisi VI DPR. Dia menuturkan PTPN Grup terus berupaya melakukan beragam terbosan sehingga terus meningkatkan kinerja.

Terpisah, Jatmiko Santosa menyebut PTPN V mencatat produksi CPO sebesar 574.795 ton sepanjang 2021. Produksi tersebut meningkat 30.776 ton dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 544.019 ton.

Peningkatan produksi CPO PTPN V tahun 2021 merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mengamankan pasokan bahan baku minyak goreng nasional.

"Dari total produksi CPO PTPN V, 99 persen diperuntukkan untuk kebutuhan dalam negeri dan 87 persen di antaranya atau sebanyak 500.032 ton memang diperuntukkan ke produsen yang menjadikan minyak goreng sebagai salah satu produk utamanya," kata Jatmiko.

Bahkan, Jatmiko menargetkan 100 persen produksi CPO PTPN V sebanyak 612.914 ton diserap untuk kebutuhan dalam negeri.

Tingkatkan Produktivitas

Selain CPO, sejumlah produk PTPN V juga mengalami lonjakan produksi. Seperti palm kernel atau inti sawit yang tercatat mencapai 114.038 ton, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 107.852 ton.

Begitu juga dengan produk minyak inti sawit yang tercatat sebesar 47.362 atau meningkat 2.000 ton dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 45.148 ton. Hal yang sama turut terjadi pada produk palm kernel mill atau ampas inti sawit yang tercatat 64.323 ton pada 2021, atau meningkat sekitar 4.000 ton dibandingkan tahun sebelumnya.

Seluruh produksi itu berasal dari pengolahan sebanyak 2,67 juta ton tandan buah segar (TBS), dengan rincian 1,7 juta ton TBS berasal dari kebun inti perusahaan sementara 35 persen lainnya berasal dari pasokan para petani.

Jatmiko menuturkan, tingkat rendemen atau perolehan persentase minyak sawit yang dihasilkan dari proses pengolahan TBS kebun inti PTPN V menjadi CPO sebesar 22,67 persen, atau meningkat dibanding tahun sebelumnya sebesar 22,55 persen.

"Pada 2021, produktivitas TBS kita juga mengalami peningkatan dengan total produksi TBS kebun inti 1,7 juta ton atau meningkat cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 1,5 juta ton," ujarnya.

PTPN V juga tercatat turut menyerap tandan buah sawit para petani, baik plasma maupun swadaya, dengan total mencapai 959.495 ton TBS sepanjang 2021 atau 35 persen TBS olah.

Dengan angka serapan yang cukup tinggi itu, maka Jatmiko mengatakan PTPN V memiliki perhatian besar dalam meningkatkan produktivitas TBS para petani.

Sejumlah program diusung perusahaan perkebunan plat merah itu untuk mewujudkan hal tersebut. Diantaranya dengan mengakselerasi peremajaan sawit rakyat (PSR) serta menyiapkan bibit unggul bersertifikat.

"Sebagai perusahaan milik negara dengan salah satu tujuan awal berdirinya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya