Liputan6.com, Mataram - Seorang warga negara Indonesia (WNI) berdarah Yahudi, Yaakov Baruch mendirikan Museum Holocaust di Tandano, Minahasa, Sulawesi Utara. Museum ini dibuka secara resmi pada 27 Januari 2022.
Bupati Minahasa Royke Octavian Roring hingga Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepet menghadiri acara peresmian pembukaan Museum Holocaust.
Alasan Baruch mendirikan museum ini karena ingin mengenang keluarga dari neneknya yang menjadi salah satu korban Holocaust. Diketahui Holocaust merupakan penganiayaan dan pembantaian sistematis terhadap kaum Yahudi yang disokong oleh rezim Nazi Jerman dan sekutunya.
Advertisement
Baca Juga
Alasan lain Baruch mendirikan Museum Holocaust lantaran sikap anti-Yahudi di Indonesia yang semakin berkembang.
Dengan adanya museum tersebut, dia ingin menunjukkan rasisme dan kebencian tidak bisa ditoleransi sama sekali.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Â
Saksikan Video Pilihan Ini:
Museum Holocaust Diharapkan Jadi Sarana Edukasi
Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ina Lepel mengatakan, museum ini merupakan yang pertama di Asia Tenggara atas inisiatif komunitas Yahudi setempat.
Dalam unggahan video di akun Twitter @GermanAmbJaka, Ina Nepel mengingatkan kejahatan luar biasa yang terjadi dalam Holocaust. Jika tidak ingat, akan berisiko terulang.
"Namun jika kita ingat, kita bisa menjadi sangat waspada dan langsung bertindak apabila muncul tanda-tanda kebencian, rasisme, dan anti-Semitisme," tutur Ine Nepel.
Menurut dia, pendirian Museum Holocaust di Indonesia merupakan perkembangan yang sangat baik. Duta Besar Jerman untuk Indonesia ini berharap museum tersebut bisa menyasar anak muda sebagai sebuah pengalaman pembelajaran.
"Saya sangat senang bisa mengunjungi museum ini," tutupnya.
Advertisement
Museum Holocaust Jadi Polemik
Keberadaan Museum Holocaust di Indonesia menjadi polemik. Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengkritisi dibukanya Museum Holocaust di Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara.
Melanisir laman resmi fraksi.pks.id, menurut Hidayat Nur Wahid, Museum Holocaust berpotensi menghadirkan keresahan dan kontraproduktif terhadap upaya pembelaan terhadap Palestina yang diperjuangkan oleh pemerintah dan rakyat Indonesia.
Selain itu, kata dia, juga berpotensi memicu kegaduhan tidak perlu di tengah khalayak publik Indonesia yang saat ini semestinya berkonsentrasi menghadapi gelombang Covid-19 varian Omicron.
"Kepentingan dari museum ini juga perlu dipertanyakan. Jika alasannya mencegah antisemitisme, maka Indonesia yang tidak meratifikasi UU itu justru setiap hari dipertontonkan laku teror dan genocyde dan sejenis holocaust oleh Israel terhadap Bangsa Palestina, sehingga bangsa Palestina tercerai berai ada yang di Tepi Barat, di Gaza atau di kawasan pendudukan Israel," ujar Hidayat Nur Wahid.
Politikus PKS ini juga mendukung sikap Ketua MUI Bidang Kerja Sama Luar Negeri dan Hubungan Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim yang menuntut ditutupnya pameran foto dan Museum Holocaust di Tondano, Minahasa.