Banten Masuk Gelombang Tiga Covid-19, Begini Kesiapan RS

Gelombang ketiga covid-19 resmi masuk Banten, puncaknya diprediksi antara akhir Februari hingga Maret 2022 ini. Sebagai gambaran, saat puncak gelombang tiga Corona, kasus harian aktif dikisaran 4 ribu. Namun kini, sudah berada di angka 5 ribuan.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 13 Feb 2022, 09:00 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2022, 09:00 WIB
PSBB Transisi DKI Jakarta Diperpanjang
Pedagang kaki lima melintasi mural bertemakan Imbauan Protokol Kesehatan Covid-19 di kawasan Bukit Duri, Jakarta, Minggu (25/10/2020). Gubernur DKI Anies Baswedan kembali memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi hingga 8 November 2020. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Serang - Provinsi Banten memasuki Gelombang ketiga Covid-19, dengan puncaknya diprediksi antara akhir Februari hingga Maret 2022 ini. Sebagai gambaran, saat puncak gelombang tiga Corona, kasus harian aktif dikisaran 4.000-an. Namun kini, sudah berada di angka 5.000-an.

Berdasarkan data dari Dinkes Banten per tanggal 11 Februari 2022, penambahan kasus aktif harian sebanyak 5.218, dengan total keseluruhan berjumlah 193.765 pasien. Kemudian yang dirawat bertambah 3.298 kasus atau menjadi 49.397 pasien. Pasien yang sembuh bertambah 1.917 atau berjumlah 141.636. Selanjutnya yang meninggal bertambah tiga orang, menjadi 2.732 orang.

"Iya sudah mulai (gelombang ketiga), puncaknya itu di Februari akhir dan Maret," kata Kepala Dinkes Banten, Ati Pramudji Astuti, kepada awak media, Jumat (11/02/2022).

Sementara ini, ada 27 warga Banten terkonfirmasi positif Omicron. Ati memastikan tidak semua pasien Covid-19 diperiksa apakah dia terjangkit Omicron atau tidak.

Alasannya, rangkaian pemeriksaan cukup panjang. Seseorang harus dipastikan positif Corona melalui pemeriksaan PCR, kemudian diperiksa melalui S-gene Target Failur (STGF), jika dinyatakan positif, baru dilakukan pemeriksaan Whole Genome Sewuencing (WGS).

"Untuk WGS baru hanya ada di beberapa tempat, di pemerintah pusat tentunya ada. Reagennya masih sangat terbatas, mahal sekali. Akhirnya pemeriksaan omicron itu hanya untuk riset, kalau semua diperiksa omicron, semua juga bisa omicron," terangnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Antisipasi Rumah Sakit Kolaps

Ati menerangkan, apapun varian Covid-19, pencegahan dan penanganannya hampir sama. Namun saat ini, hanya pasien dengan kriteria komorbid, gejala sedang dan berat saja yang bisa masuk ke Rumah Sakit (RS).

Sedangkan untuk gejala ringan dan tanpa komorbid, disarankan melakukan isolasi mandiri (isoman).

Hal ini dilakukan agar fasilitas kesehatan tidak koleps dan bisa melayani pasien dengan kegawat daruratan saja.

Bed Occupancy Rate (BOR) RS di Banten baru dibuka sebanyak 2.850 unit dan bisa ditambah menjadi 6.000 unit. Meski baru dibuka sedikit, Ati mengaku keterisiannya masih dibawah 50 persen.

"Isolasinya aja masih 40 persen. (Rumah Sakit) daya tampungnya masih tersisa 57 persen. Waktu gelombang dua itu kita kekuatannya sampai 6.000 tempat tidur. Sekarang baru 2.850 yang kita keluarkan, kapanpun kalau kasusnya meningkat kita akan tambah. Karena 2.850 aja BOR nya masih di bawah 50 persen," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya