Gus Baha Bantah Teori Bumi Datar Berdasar Dalil Al-Qur'an, Ini Penjelasannya

Sebuah survei nasional tentang bumi bulat atau bumi datar yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat pada tahun 2018 mengungkap hal yang mengejutkan

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Mar 2022, 09:00 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2022, 09:00 WIB
Bukti bumi bulat (10)
Ada beberapa cara sederhana untuk membuktikan bahwa bumi tidak datar. (Sumber Popular Science)

Liputan6.com, Cilacap - Sebuah survei nasional tentang bumi bulat atau bumi datar yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat pada tahun 2018 mengungkap hal yang mengejutkan, khususnya bagi para ilmuwan.

Berdasarkan survei tersebut, hanya 66 persen warga berusia 18 hingga 24 tahun yang yakin bahwa bumi bulat. Dengan kata lain sepertiga milenial mempertimbangkan soal bumi datar.

Namun, penemuan tersebut tak semata-mata menunjukkan "epidemi" bumi datar atau flat earth. Pasalnya, hanya 4 persen dari keseluruhan yang percaya bahwa bumi itu datar. Selain itu, survei menguak sembilan persen dari mereka yang ragu-ragu harus memilih antara bumi bulat atau bumi datar.

Sementara itu, lima persen lainnya menegaskan mereka selalu percaya bahwa bumi bulat, dan 16 persen sisanya mutlak tak yakin. Teori bumi datar tercetus sekitar Abad ke-19. Akan tetapi, akhir-akhir ini masih terus mendapat sorotan, terutama karena pengaruh media sosial.

Ulama kharismatik KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Santri Gayeng, Senin (28/03/22) mengemukakan pandangannya tentang bentuk bumi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut:

Dalil Al-Qur'an yang Ditafsirkan Keliru

Bumi datar (0)
Ilutrasi bumi datar. (Sumber prince.org)

Gus Baha mengawali pembahasannya dengan mengutip pernyataan Syeikh Ibnu Hajar Al-Asqalani dan Syeikh Abu Bakar Al-Baqilani bahwa semua lafadz itu tidak bermakna.

Yang memaknai itu hati masing-masing. Bahasa hanyalah media komunikasi. Sebab, lafal menurutnya, jika dianalisis sulit dan rumit.

Meskipun rumit, menurut Gus baha, hal ini harus dipelajari. Sebab bagaimanapun juga hal tersebut merupakan ilmu, terlepas dari setuju atau tidak.

Lantas Gus Baha menjelaskan bahwa ketika ada ilmu Falaq yang menganggap bentuk bumi itu bulat. Lalu ada kiai yang tidak pernah ngaji lughat, maka menganggap hal tersebut sebagai suatu kebohongan.

Bumi itu datar (flat) bersandar pada dalil Al-Qur’an. Salah satunya Surat Al Ghasyiyah ayat 30:

وَاِلَى الۡاَرۡضِ كَيۡفَ سُطِحَتۡ

Artinya: Dan bumi bagaimana dihamparkan?

Namun, Gus Baha menegaskan bahwa kesimpulan tersebut keliru. Menurutnya, dipastikan yang bersangkutan tidak mendalami ilmu lughat (bahasa).

Memang dalam konteks fi nadharil ‘aini (dalam pandangan mata) bumi itu seperti datar (flat), seperti karpet. Akan tetapi, itu bukanlah arti sebenarnya.

Logika Sederhana Gus Baha

Cak Imin dan Gus Baha
via: Twitter.com/cakimiNow

Gus Baha kembali menanyakan, apakah sebab dalam pandangan mata tersebut datar, lalu hakekatnya bentuknya juga datar?

Lantas beliau menganalogikan bahwa dalam pandangan mata matahari terbenam di bumi. Apakah hakikatnya matahari terbenam di bumi?

Lantas Gus Baha kembali membuat perumpamaan yang lebih sederhana. Yakni kutu rambut yang ada di kepala akan menganggap bahwa kepala tersebut bentuknya itu datar seperti karpet, sebab saat si kutu berjalan kesana dan kemari tetap datar.

"Persis ketika kita jalan atau lari kesana-kemari di atas bumi. Di manapun dan kemanapun kita pergi akan terasa datar (flat)," ujar dia.

Menurut Gus Baha, dalam konteks ini, apa yang kita lihat tidak menunjukkan hakikat atau bentuk yang semestinya sebuah benda.

Sebab hal tersebut hanya masuk ranah ilmu nadhor yang didasarkan pada penglihatan, maka hukumnya dilekatkan pada penglihatan, bukan pada hakekat bentuk suatu benda.

Penulis: Khazim Mahrur

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya