Keutamaan Puasa Sunah 6 Hari Bulan Syawal bak Setahun, Ini Niat dan Dalilnya

Selepas Ramadan bukan berarti tidak ada waktu lagi umat Islam untuk berpuasa. Justru banyak waktu untuk berpuasa kembali, meskipun hukumnya adalah sunah.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 03 Mei 2022, 03:10 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2022, 03:09 WIB
Doa Berbuka Puasa Ganti (Qadha)
Ilustrasi puasa sunah 6 hari di bulan Syawal. Credit: shutterstock.com

Liputan6.com, Denpasar - Selepas Ramadan bukan berarti tidak ada waktu lagi umat Islam untuk berpuasa. Justru  banyak waktu untuk berpuasa kembali, meskipun hukumnya adalah sunah. 

Salah satu puasa selain di bulan Ramadan adalah puasa Syawal. Puasa sunah ini jika dilakukan seperti puasa wajib selama setahun. Keutamaan ini merujuk pada hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Barang siapa berpuasa Ramadan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun,” demikian kutipan hadis tersebut.

Puasa Syawal dilakukan selama enam hari mulai dari tanggal 2. Idealnya secara berturut-turut dilakukan sejak tanggal 2 hingga 7 Syawal. Namun, jika tidak berurutan tetap mendapat keutamaan puasa Syawal yakni seakan puasa wajib selama setahun.

Puasa selama enam hari di bulan Syawal sebagai bentuk konsistensi ibadah setelah Ramadan. Puasa ini dilakukan juga sebagai bentuk tanda syukur seorang hamba kepada pencipta-Nya.

**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Niat Puasa Sunah Syawal

[Bintang] Jadwal Sholat, Imsakiyah dan Buka Puasa Hari ke-2, 18 Mei 2018
Ilustrasi niat puasa sunah Syawal.

Niat puasa sunah Syawal sama dengan puasa sunah pada umumnya. Yakni tidak harus dilafalkan saat malam hari atau sebelum terbit fajar. Seseorang dapat berpuasa sunah Syawal meskipun niatnya di pagi hari. 

Mengutip NU Online, berikut ini adalah niat puasa sunah Syawal yang dilafalkan di malam hari atau saat siang hari.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلّٰهِ تَعَالَى  

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah ta’ala.”  

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلّٰهِ تَعَالَى   

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah ta’ala".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya