Liputan6.com, Padang - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menyiapkan langkah-langkah antisipatif menghadapi kasus hepatitis misterius akut menyusul meninggalnya bayi berusia dua bulan di Kabupaten Solok yang diduga akibat penyakit tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Lila Yanwar mengatakan hingga saat ini status bayi yang meninggal pada 2 Mei 2022 itu belum terkonfirmasi positif hepatitis akut misterius dan berstatus pending klasifikasi.
"Namun gelajanya serupa dengan temuan kasus di daerah lainnya," katanya, Kamis (12/5/2022).
Advertisement
Oleh sebab itu, pihaknya menyiapkan langkah antisipatif antara lain melakukan proses screening secara khusus di kabupaten dan kota di Sumbar.
Baca Juga
Hal ini dilakukan agar dapat meminimalisir penyebaran, kemudian juga ia agar seluruh masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan proses pelaporan.
"Sistem terstruktur mulai dari tingkat puskesmas hingga ke rumah sakit melalui aplikasi SKDR (Sistem kewaspadaan Dinia Skor) dari Kemenkes RI," ujarnya.
Dinkes Sumbar juga menyiapkan rumah sakit rujukan jika ditemukan kasus berat, yakni RSUP M Djamil Padang. Di rumah sakit tersebut sudah tersedia tenaga ahli yang berkompeten.
"Polanya mirip dengan tindakan Covid-19, yakni terdapat ruang isolasi," jelas Lila.
Di RSUP M Djamil Padang, saat ini disiapkan disiapkan delapan buah tempat tidur dan dua buah ruangan ICU yang dikhususkan untuk penanganan hepatitis akut misterius.
Â
Â
Â
**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini
Mengenal Hepatitis
Secara umum penyakit hepatitis dengan varian A, B, C, D, E dan Adenovirus menyerang fungsi organ hati manusia. Dimana jika seseorang tertular penyakit tersebut, mereka akan menunjukkan gejala demam, diare, muntah dan kulit berwarna kuning.
Lila menyampaikan jika seseorang terpapar penyakit hepatitis misterius makan akan menunjukkan gejala yang sama dengan tingkatan lebih berat hingga fatal dimana cendrung akan menyerang anak dengan rentang usia 0-16 tahun.
"Hingga saat ini penyebabnya belum diketahui, kita menunggu arahan dari pusat untuk tindakan lanjutan termasuk untuk menguji sampelnya," ucapnya.
Sementara Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumbar, Dr Finny Fitry Yani menyebut jika seorang anak diduga terpapar, akan ditangani terlebih dahulu di fasilitas kesehatan di rumah sakit daerah masing-masing.
Jika kemudian menunjukkan gejala-gejala yang berat, maka wajib dirujuk ke rumah sakit rujukan dan dirawat di ruangan ICU.
"Untuk proses penularan virus itu, masih belum terdeteksi hingga sekarang," sebutnya.
Tetapi demikan, ia menerangkan ada beberapa kemungkinan yang menunjukkan berasal dari saluran pencernaan dan atau saluran pernafasan.
"Banyaknya hal yang belum pasti soal proses penularan hepatitis akut misterius dan penyebabnya, maka informasi dapat berubah-ubah seiring waktu," ia menambahkan.
Advertisement