Modifikasi Hujan Buatan Sumsel-Jambi di Lokasi Rawan Karhutla

Pencegahan karhutla di Sumsel-Jambi dilakukan dengan penaburan garam dalam operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

oleh Nefri Inge diperbarui 12 Jun 2022, 00:15 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2022, 00:15 WIB
Operasi pemadaman karhutla di Riau oleh tim darat.
Operasi pemadaman karhutla di Riau oleh tim darat. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Palembang - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terus mengancam beberapa provinsi di Indonesia, ketika memasuki musim kemarau. Daerah yang rawan terjadi karhutla yakni Sumatera Selatan (Sumsel) dan Jambi.

Untuk mencegah karhutla sejak dini, Koordinator TMC untuk Sumsel dan Jambi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional, APP Sinar Mas dan stakeholder terkait, langsung bergerak untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), untuk menciptakan hujan buatan.

Operasi TMC sendiri sudah dimulai sejak tanggal 27 Mei 2022 hingga berakhir pada hari Sabtu (11/6/2022) ini, di kawasan Sumsel-Jambi.

Diungkapkan Koordinator TMC untuk Sumsel dan Jambi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional, Dwipa Wirawan, melalui hujan buatan, diharapkan ketersediaan air di lahan gambut dapat terjaga dan mencegah potensi karhutla di lahan gambut.

Dia mengatakan, salah satunya terlihat tinggi muka air tanah (TMAT) di lahan gambut bisa meningkat, sehingga tak mudah terbakar saat kemarau.

“Itu adalah salah satu indikator dari keberhasilan TMC. Selama ini kan yang dikhawatirkan adalah TMAT gambut yang terus menurun saat kemarau tiba,” ucapnya.

Untuk memaksimalkan operasi tersebut, mereka melakukan 17 kali penerbangan di wilayah Sumsel. Yakni di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI dan Musi Banyuasin (Muba). Lalu, di Provinsi Jambi, seperti di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Muaro Jambi. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Tabur Garam

Polisi anggota Satgas Karhutla memadamkan api di hutan dan lahan yang terbakar, Selasa (27/8/2019).
Polisi anggota Satgas Karhutla memadamkan api di hutan dan lahan yang terbakar, di Kabupaten Musi Banyuasin, Selasa (27/8/2019). (dokumentasi Polres Musi Banyuasin)

Selama operasi TMC, lanjut Dwipa, mereka sudah menaburkan total 13 ton garam. Bahkan setelah proses TMC, biasanya terjadi hujan selang enam jam kemudian, di daerah yang ditaburkan garam.

“Operasi TMC sudah berlangsung rutin selama tiga tahun terakhir, mendekati musim kemarau,” ujarnya.

Dwipa menerangkan, kegiatan pencegahan karhutla tersebut, mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk perusahaan konsesi dan pemasok, seperti APP Sinar Mas dan mitranya.

Untuk pencegahan karhutla itu, Dwipa menuturkan, hal tersebut menjadi langkah terbaik dalam menangani karhutla. Karena jika terjadi kebakaran, akan lebih sulit api dipadamkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya