Tinggalkan Tanah Papua, Anggota Brimob Eko Putra Edukasi Suku Anak Dalam Jambi

Serunya cara Brimob Polda Jambi ini memberikan edukasi dan ilmu wirausaha kepada masyarakat Suku Anak Dalam. Mendapatkan modal dari Kapolda Jambi, masyarakat Suku Anak Dalam itu dengan ceria belajar bercocok tanam dan beternak ikan.

oleh Dewi Divianta diperbarui 14 Jul 2022, 09:00 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2022, 09:00 WIB
Kedekatan Brimob Polda Jambi dengan Suku Anak Dalam
Kedekatan Brimob Polda Jambi dengan Suku Anak Dalam (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jambi - Briptu Eko Putra, Brimob Polda Jambi itu bergegas menuju ke lokasi Suku Anak Dalam atau di Taman Nasional Bukit 12. Bukan tanpa alasan dia menuju ke daerah tersebut, dia kini ditugaskan di wilayah tersebut.

Briptu Eko Putra merupakan anggota Brimob Polda Jambi. Pada Februari 2021, dia ditugaskan ke Papua. Di sana, dia sempat viral atas kedekatannya dengan putra Papua bernama Joshua. Melalui video unggahan Eko, Joshua mendapat bantuan pengobatan bibirnya yang kurang sempurna dari artis idolanya, Sule. 

Kini, Briptu Eko sudah meninggalkan Tanah Papua, kembali ke Jambi, dan bertugas di wilayah Suku Anak Dalam. Dalam menjalani tugasnya ini pun, Briptu Eko punya cerita. Menurutnya, berada di tengah Suku Anak Dalam terasa begitu hangat. Senyuman ramah warga menjadi amunisi semangat bagi anggota Brimob itu. 

Hal inilah yang membuat Eko kerap mendatangi lokasi tersebut. Bukan hanya untuk bertugas, melainkan juga sekadar bercengekerama dengan warga. Dia sering berbagi dengan warga Suku Anak Dalam dengan modal yang telah diberikan oleh Kapolda Jambi.

Briptu Eko Putra dengan sukarela memberikan edukasi kepada warga untuk bisa berwirausaha, bercocok tanam, hingga berpakaian seperti masyarakat lainnya. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Edukasi Pendidikan untuk Anak-Anak Suku Anak Dalam

Kedekatan Brimob Polda Jambi dengan Suku Anak Dalam
Kedekatan Brimob Polda Jambi dengan Suku Anak Dalam (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Sebelumnya, tradisi Suku Anak Dalam yang tidak menggunakan pakaian mulai beralih dengan adanya edukasi dari aparat, termasuk Briptu Eko. Meski, tidak mudah untuk mengubah tradisi yang sudah mengakar bagi warga Suku Anak Dalam, tetapi kini sudah banyak warga yang mengenakan pakaian untuk melindungi bagian vital tubuhnya. 

Kepada Liputan6.com, Briptu Eko bercerita dirinya mengaku senang ketika warga Suku Anak Dalam sangat menerima kehadirannya dan rekan-rekannya. Hal itu tentu memberikan kesan mendalam. "Warga Bukit 12 rata-rata adalah binaan kita. Apa yang kita berikan, mulai dari edukasi berpakaian dan membuka lahan pertanian," kata Biptu Eko kepada Liputan6.com, Selasa (12/7/2022).

Menurutnya, sebelum kedatangannya dan rekan-rekan, masyarakat Bukit 12 itu sangat minim keterampilan, sehingga kedatangan mereka memberikan edukasi dan pembelajaran dalam berwira usaha dan bercocok tanah, hingga berbudi daya ikan sangat diterima masyarakat di sana.

"Masyarakat Suku Anak dalam sangat terkesan dengan kehadiran kita. Mereka sangat menerima apa yang kita berikan, saat ini mereka malah sangat bersemangat untuk mempraktikkan ilmu yang kami berikan," tutur Briptu Eko.

Briptu Eko menyebut, ketika awal dirinya masuk ke Bukit 12, mayoritas masyarakat di sana masih belum memahami cara berpakaian yang digunakan oleh masyarakat pada umumnya. 

"Sangat jarang mereka menggunakan pakaian, saya masuk sini dan mulai edukasi sekarang sudah banyak masyarakat menggunakan pakaian dan sendal," ujarnya.

Dirinya berharap para orangtua di Suku Anak Dalam bisa lebih mengerti dan menerima edukasi yang dia lakukan. Anak-anak di sana sangat perlu pendidikan untuk masa depan mereka pada kemudian hari. 

"Semoga para orangtua di sini semakin mengerti pentingnya pendidikan anak-anak tanpa meninggalkan tradisi, jadi anak-anak bisa mendapatkan bekal untuk masa depannya," katanya.

Sementara itu, tanpa melunturkan budaya yang diyakini oleh masyarakat Suku Anak Dalam, dirinya melakukan edukasi terkait banyak hal dan konsen di sektor pendidikan di mana di sana banyak anak yang masih memerlukan pendidikan.

"Tanpa melunturkan budaya mereka, dan berharap mereka bisa mengerti pentingnya pendidikan, semangat belajarnya ada, karena ada tradisi enggak bisa keluar," tutur dia.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya