Liputan6.com, Yogyakarta - Giriloyo adalah sebuah dusun di bawah kaki perbukitan Imogiri Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa ini berada cukup jauh dari keramaian, sehingga kesan sunyi dan damai pun melekat di desa ini.
Namun demikian, Desa Giriloyo menyimpan warisan budaya yang luar biasa, yakni batik. Tak hanya berburu batik, di desa yang menjadi sentra pengrajin batik ini, pengunjung juga bisa belajar tentang proses membatik langsung dari para pengrajinnya.
Diperkirakan, kampung batik di Giriloyo sudah ada sejak abad ke-17 dan turun temurun hingga sekarang. Saat itu, sebagian besar penduduk menjadi abdi dalem Keraton Yogyakarta yang bertugas merawat makam raja-raja Yogya-Solo yang dibangun di atas perbukitan Imogiri.
Advertisement
Baca Juga
Dari situ, terjadi interaksi antara Keraton dan penduduk. Kerabat Keraton pun memberikan pekerjaan kepada masyarakat sekitar, khususnya para ibu, untuk menjadi buruh nyanthing batik.
Kondisi di Desa Giriloyo sempat hampir jatuh saat gempa 2006. Kemudian, LSM dan masyarakat berinisiatif untuk membangun kembali potensi batik di desa tersebut.
Hingga akhirnya, pada 2008 telah diresmikan Gazebo Wisata Giriloyo sebagai bukti bangkitnya para perajin batik di desa Giriloyo. Terdapat beberapa bangunan berbentuk joglo yang merupakan tempat untuk para paguyuban batik yang berfungsi sebagai tempat workshop dan galeri batik.
Mayoritas batik yang dihasilkan di desa Giriloyo adalah batik tulis. Sedangkan, untuk batik cap persentasenya cukup sedikit dan hanya diproduksi jika ada pesanan.
Tak hanya itu, selain belajar membatik, belajar, dan berbelanja, pengunjung juga dapat memanjakan lidah dengan menikmati ragam kuliner yang tersedia. Menu makanan khas daerah ini di antaranya pecel kembang turi, wedang uwuh, rempeyek, dan makanan khas lainnya.
Â
Penulis: Resla Aknaita Chak