Melihat Portofolio Investasi Saratoga

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membukukan pertumbuhan Nilai Aset Bersih (Net Asset Value/NAV) sebesar 10,5%, meningkat dari Rp 48,9 triliun pada 2023 menjadi Rp 53,9 triliun pada 2024.

oleh Pipit Ika Ramadhani Diperbarui 13 Mar 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2025, 06:00 WIB
Melihat Portofolio Investasi Saratoga
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mengumumkan kinerja tahun buku 2024 yang berakhir pada 31 Desember 2024.(Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mengumumkan kinerja tahun buku 2024 yang berakhir pada 31 Desember 2024.

Pada periode tersebut, perseroan berhasil membalikkan keadaan dengan mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 3,29 triliun. Adapun pada tahun sebelumnya, perseroan membukukan rugi Rp 10,15 triliun.

Sepanjang 2024, perseroan membukukan pertumbuhan Nilai Aset Bersih (Net Asset Value/NAV) sebesar 10,5%, meningkat dari Rp 48,9 triliun pada 2023 menjadi Rp 53,9 triliun pada 2024.

Pertumbuhan kinerja SRTG ini didorong oleh optimalisasi kinerja perusahaan portofolio utama seperti PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI), PT AlamTri Resources Indonesia Tbk. (ADRO), dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG), yang berhasil menciptakan nilai keberlanjutan serta memperkuat fundamental bisnis di tengah kondisi pasar yang dinamis.

Direktur Investasi SRTG Devin Wirawan menjelaskan kinerja positif pada 2024 mencerminkan keberhasilan strategi investasi SRTG dalam mengoptimalkan peluang di sektor–sektor strategis. Pendekatan ini menghasilkan tiga pencapaian utama diantaranya penghasilan dividen yang signifikan, kenaikan valuasi perusahaan portofolio yang berdampak pada pertumbuhan NAV, serta investasi pada portofolio perusahaan baru.

"Keberhasilan ini menegaskan posisi SRTG sebagai perusahaan investasi yang terus menciptakan nilai tambah jangka panjang bagi para pemangku kepentingan,” ujar Devin dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (13/3/2025).

SRTG telah mencatat perolehan dividen yang solid sebesar Rp 3,8 triliun atau naik 36% dibandingkan tahun 2023. Pencapaian ini didorong oleh arus kas yang positif dari perusahaan portofolio seperti ADRO, TBIG, dan MPMX.

 

Promosi 1

Arus Kas Perseroan

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Devin menambahkan, selain penghasilan dividen, SRTG juga berhasil memonetisasi perusahaan portofolio dan menghasilkan arus kas sebesar Rp712 miliar, sehingga total tambahan arus kas SRTG sepanjang 2024 mencapai Rp 4,5 triliun.

"SRTG memiliki arus kas yang kuat, sehingga memberikan ruang yang lebih luas bagi perusahaan untuk melanjutkan strategi investasinya. Kami juga akan terus memperkuat nilai dari perusahaan portofolio melalui strategi investasi yang terukur, disiplin dan berfokus pada pertumbuhan bisnis yang berkesinambungan,” tambah Devin.

Salah satu investasi SRTG di sektor strategis pada 2024 yakni mengakuisisi mayoritas saham Brawijaya Healthcare (Brawijaya), salah satu jaringan rumah sakit umum terkemuka di Indonesia.

Aksi korporasi ini dilakukan berdasarkan pada fundamental bisnis Brawijaya yang solid serta potensinya untuk terus berkembang dan memperluas jangkauan layanan kesehatan di beberapa wilayah di Indonesia. Saat ini, Brawijaya telah memiliki dan mengoperasikan lima rumah sakit dan dua klinik yang tersebar di wilayah Jakarta, Depok, Bandung, dan Tangerang.

SRTG optimistis terhadap ekspansi bisnis Brawijaya, dengan didukung oleh tim manajemen yang kuat dan memiliki pengalaman panjang di sektor kesehatan. Kolaborasi SRTG dan Brawijaya akan memperkuat operasional rumah sakit dan mendorong pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan.

Optimalkan Peluang Investasi

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

Direktur Keuangan SRTG Lany D. Wong menjelaskan Loan-to-Value (LTV) perusahaan meningkat menjadi 3,1% pada 2024 dari 0,5% pada tahun sebelumnya.

Kenaikan ini sejalan dengan upaya SRTG dalam mengoptimalkan struktur permodalan guna mendukung peluang investasi berkualitas tinggi. Lany menegaskan tingkat ini tetap berada dalam batas yang sehat, memberikan fleksibilitas keuangan yang kuat serta memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan peluang pasar secara optimal.

“Dengan struktur keuangan yang kuat dan efisien, SRTG dapat mengoptimalkan setiap peluang investasi di Indonesia yang masih terbuka luas. Sesuai komitmen SRTG, investasi perusahaan akan diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan memberikan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat,” kata Lany.

 

Portofolio SRTG

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Perusahaan Terbuka

1. PT AlamTri Resources Indonesia Tbk (ADRO)

Pada Desember 2024, ADRO menyelesaikan Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) dan divestasi anak perusahaan batu bara termal di bawah PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI).

Setelah penjualan tersebut, ADRO mengalihkan fokusnya ke batubara metalurgi dan pengolahan mineral melalui PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR), serta energi terbarukan. Langkah ini memungkinkan setiap lini usaha untuk beroperasi dengan strategi dan arah pertumbuhan yang lebih jelas, sekaligus memberikan transparansi yang lebih baik bagi investor di masing-masing sektor.

Menutup tahun 2024, pemegang saham ADRO telah menyetujui pembagian dividen interim sebesar US$200 juta, yang dibayarkan pada 15 Januari 2025. Selain itu, MSCI telah meningkatkan peringkat ESG ADRO dari BBB menjadi A, menjadikannya perusahaan pertama di sektor pertambangan batu bara Indonesia yang memperoleh peringkat A dari MSCI.

2. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)

MDKA menutup 2024 dengan mencatatkan pertumbuhan produksi yang solid, efisiensi biaya, dan pencapaian proyek yang signifikan.

Tambang emas Tujuh Bukit (TB Gold) berhasil memproduksi 115.867 ons, memenuhi targetnya dengan total biaya sebesar USD 1.017/oz, biaya berkelanjutan (AISC) sebesar USD1.337/oz, dan ASP sebesar USD2.371/oz. Tambang tembaga Wetar sebaliknya menghasilkan 13.902 ton, yang masih sesuai dengan target yang ditetapkan dengan biaya produksi sebesar USD2,63/lb dan biaya keberlanjutan atau AISC sebesar USD3,58/lb.

Sementara itu, anak perusahaannya, PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA), berhasil mencatatkan kinerja produksi nikel yang kuat, yang ditopang oleh kinerja tambang SCM.

Produksi saprolit meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 4,9 juta wmt pada 2024 dari 2,3 juta wmt pada tahun 2023, sementara produksi limonit mencapai 10,1 juta wmt. Peningkatan produksi disertai dengan pengurangan biaya, di mana biaya produksi tunai saprolit dan limonit masing-masing turun sebesar 24% dan 22% pada kuartal IV 2024 dibandingkan dengan kinerja di kuartal I.

 

 

Perusahaan Lainnya

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

3. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG

)Hingga akhir tahun 2024, TBIG mengelola lebih dari 42.000 pelanggan dan hampir 24.000 site telekomunikasi, termasuk menara telekomunikasi dan Distributed Antenna Systems (DAS).

Selain itu, TBIG mendapatkan dukungan dari para pemberi pinjaman untuk dapat memperpanjang masa jatuh tempo Revolving Credit Facility (RCF) sebesar USD 325 juta hingga Oktober 2029, yang secara efektif memperpanjang tenor rata-rata kewajiban utangnya.

Untuk mendukung fleksibilitas keuangan dan pertumbuhan jangka panjangnya, TBIG melakukan diversifikasi sumber pendanaan utang.

Di bawah Program Obligasi VI, perusahaan berhasil menerbitkan dua obligasi berdenominasi rupiah pada tahun 2024, yang salah satunya diterbitkan pada bulan Februari dan satu obligasi lainnya diterbitkan pada November, dengan nilai total Rp4,7 triliun.

Jika dirinci lebih lanjut, jumlah tersebut terdiri dari obligasi senilai Rp3,9 triliun dengan tenor 370 hari dan obligasi senilai Rp757 miliar dengan tenor tiga tahun. Dana yang diperoleh akan digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban keuangan yang ada dan memperkuat posisi likuiditas perusahaan.

4. PT Samator Indo Gas Tbk (AGII)

Pada September 2024, perusahaan meresmikan pabrik ke-56 di Batang yang dilengkapi dengan teknologi mutakhir dan memiliki kapasitas produksi sebesar 7.000 ton Liquid Oxygen (LOX), 7.000 ton Liquid Nitrogen (LIN), serta 280 ton Liquid Argon (LAR).

Selanjutnya, pada Oktober 2024, AGII memperkenalkan pabrik ke-57 di Batam, Kepulauan Riau. Pembangunan pabrik hidrogen ini merupakan langkah strategis yang tidak hanya memperkuat pertumbuhan keuangan perusahaan, tetapi juga meningkatkan kontribusi terhadap transisi energi bersih nasional. Dengan menggunakan teknologi elektrolisis air, pabrik ini akan memproduksi hidrogen rendah karbon, menegaskan peran AGII dalam mendukung keberlanjutan dan transisi energi di Indonesia.

Perusahaan Non-Terbuka

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

1. Bersama Digital Asia Infrastructure (BDIA)

Anak perusahaan BDIA, Bersama Digital Data Centres (BDDC), penyedia data center di dalam kota yang terdepan dengan sistem digital dan interkonektivitas yang terintegrasi, mencapai tonggak sejarah penting pada 2024 menyusul peresmian data center Tier IV di Jakarta Timur.

Fasilitas JST1 (Jakarta Selatan Timur), data center kedua BDDC, menegaskan komitmen perusahaan untuk menghadirkan infrastruktur digital yang andal bagi para pelaku industri lokal dan global, serta mendorong pertumbuhan teknologi digital di Indonesia. JST1 merupakan gedung delapan lantai yang dirancang untuk menampung hingga 1.008 rak.

Ke depan, BDDC berencana untuk meningkatkan kapasitas dari JST1 dan JBT1 (Jakarta Barat Tangerang) hingga masing-masing mencapai maksimum 32MW dan 30MW, untuk mendukung pertumbuhan di masa depan dan mengantisipasi permintaan yang terus meningkat.

2. Xurya Daya Indonesia (Xurya)

Sebagai pelopor dalam skema sewa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) tanpa biaya awal, Xurya berhasil membangun lebih dari 100 MWp kapasitas listrik PLTS melalui hampir 208 proyek PLTS atap yang tersebar di 13 provinsi di Indonesia pada 2024.

Skema ini telah membantu lebih dari 100 perusahaan untuk mulai menggunakan energi surya, menjadi langkah penting dalam upaya mengurangi emisi karbon di Indonesia. Selain itu, Xurya juga memperluas jangkauan proyeknya ke daerah-daerah terpencil, seperti Kepulauan Riau pada 2024.

Dengan komitmen kuat terhadap praktik berkelanjutan, Xurya menjadi perusahaan bersertifikat B Corp dan mendapat kehormatan untuk menerima penghargaan ESG Award 2024 untuk Kategori Impact Entrepreneurship dari Yayasan Kehati. Sepanjang 2024, Xurya telah berkontribusi dalam mengimbangi sekitar 85.000 ton emisi CO₂.

Pada 2024, Xurya menyelesaikan konstruksi dan memulai operasi dari total 52 proyek, termasuk PT MC Pet Film Indonesia (MFI), PT Lautan Natural Krimerindo, FKS Group, Pasific Paint, dan Yakult Indonesia Persada (pabrik Sukabumi).

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya