Bitcoin Diprediksi Anjlok ke USD 70.000, Setelah Itu Reli Besar

Sebelum Bitcoin mengalami reli besar, pasar keuangan tradisional seperti S&P 500 (SPX) dan Nasdaq (NDX) perlu mengalami penurunan signifikan, yang dapat memicu krisis di lembaga keuangan utama.

oleh Gagas Yoga Pratomo Diperbarui 13 Mar 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2025, 06:00 WIB
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Koreksi hingga 36% dari harga tertinggi sepanjang masa (ATH) Bitcoin di UD 110.000 merupakan hal yang normal dalam pasar bullish. Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Arthur Hayes, mantan CEO bursa kripto Bitmex, memprediksi bahwa Bitcoin (BTC) kemungkinan akan turun hingga USD 70.000 atau setara Rp 1,15 miliar (asumsi kurs Rp 16.440 per dolar AS) sebelum mengalami reli besar.

Ia mengingatkan para investor untuk tetap sabar di tengah volatilitas yang tinggi dan menyoroti peran bank sentral dalam menentukan arah pasar selanjutnya.

Dalam analisisnya, Hayes menilai bahwa koreksi hingga 36% dari harga tertinggi sepanjang masa (ATH) Bitcoin di UD 110.000 merupakan hal yang normal dalam pasar bullish. Melalui platform media sosial X pada 10 Maret.

"BTC kemungkinan mencapai titik terendah di sekitar USD 70.000. Koreksi ini bukanlah hal yang aneh dalam tren naik jangka panjang," kata Hayes, dikutip dari Bitcoin.com, Rabu (12/3/2025).

Namun, ia menambahkan sebelum Bitcoin mengalami reli besar, pasar keuangan tradisional seperti S&P 500 (SPX) dan Nasdaq (NDX) perlu mengalami penurunan signifikan, yang dapat memicu krisis di lembaga keuangan utama.

Jika hal ini terjadi, bank sentral seperti Federal Reserve, Bank Rakyat Tiongkok (PBOC), Bank Sentral Eropa (ECB), dan Bank Jepang (BOJ) kemungkinan akan mengambil langkah pelonggaran moneter untuk menstabilkan ekonomi.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Promosi 1

 

Kapan Waktu yang Tepat untuk Masuk ke Pasar?

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)... Selengkapnya

Menurut Hayes, investor harus berhati-hati dalam mengelola volatilitas pasar dan menunggu waktu yang tepat sebelum melakukan pembelian besar.

"Pedagang mungkin mencoba membeli saat harga turun, tetapi bagi mereka yang lebih menghindari risiko, lebih baik menunggu bank sentral melakukan pelonggaran moneter sebelum masuk dengan modal besar. Anda mungkin tidak mendapatkan harga paling rendah, tetapi Anda juga tidak perlu mengalami stres akibat periode panjang kerugian yang belum terealisasi," ujarnya.

Ia juga mengingatkan kemungkinan turbulensi dalam jangka pendek, dengan Bitcoin bisa menguji ulang level USD 78.000, dan jika gagal bertahan, turun hingga USD 75.000. Hayes mencatat banyak kontrak opsi Bitcoin berkisar antara USD 70.000 hingga USD 75.000, yang dapat memicu volatilitas tinggi.

 

Bitcoin vs Saham Tradisional

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)... Selengkapnya

Hayes juga membandingkan Bitcoin dengan pasar saham, dengan menegaskan Bitcoin beroperasi dalam lingkungan pasar bebas yang sesungguhnya, berbeda dengan saham yang sering kali dipengaruhi oleh kebijakan moneter dan intervensi pemerintah.

"BTC adalah pasar bebas sejati, sedangkan saham tidak. Dalam krisis likuiditas fiat, Bitcoin cenderung bergerak lebih dulu dibandingkan saham, baik naik maupun turun," jelasnya.

Pada November tahun lalu, Hayes sempat memprediksi bahwa Bitcoin bisa mencapai USD 1 juta, terutama karena kebijakan ekspansi kredit dari pemerintahan Trump yang berpotensi meningkatkan inflasi dan mendorong investor beralih ke aset keras seperti Bitcoin.

Meskipun prediksi jangka pendeknya menunjukkan potensi penurunan, ia tetap optimis bahwa pasar bull masih kuat dan Bitcoin memiliki potensi pertumbuhan besar di masa depan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya