Liputan6.com, Bandung - Sejumlah negara di dunia tengah dihadapkan dengan kekhawatiran resesi. Sebabnya, resesi dapat membuat penurunan signifikan dari aktivitas ekonomi yang tersebar pada seluruh perekonomian dan dapat terjadi dalam beberapa bulan.
Baca Juga
Advertisement
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap tingkat pertumbuhan ekonomi banyak negara mulai melemah. Pelemahan ini terjadi sejak kuartal II 2022.
Atas kondisi demikian, sejumlah negara diprediksi mengalami resesi di 2023. Alasannya, tren pelemahan pertumbuhan ekonomi sejak kuartal II, akan terus terjadi hingga akhir tahun 2022.
"Tren terjadinya pelemahan sudah terlihat mulai Q2 di berbagai negara dan akan semakin dalam pada Q3 dan Q4, sehinga prediksi mengenai pertumbuhan ekonomi tahun ini dan tahun depan termasuk kemungkinan terjadi resesi mulai muncul," ungkapnya dalam konferensi pers APBN kita, Senin (26/9/2022).
Dalam situasi ekonomi global yang tengah bergejolak sampai Agustus 2022, Indonesia mencatatkan pertumbuhan positif di kuartal II 2022. Ekonomi Indonesia tumbuh 5,4 persen.
"Kita lihat hampir semua negara kondisi pertumbuhan kuartal II-nya melemah dibanding kuartal I secara sangat ekstrem," ujarnya.
Dalam KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia Kemdikbud, resesi merupakan sebuah kelesuan dari kegiatan dagang, industri, dan sebagainya (seolah-olah terhenti); menurunnya (mundurnya, berkurangnya) kegiatan dagang (industri).
Dilansir dari laman gramedia.com, resesi adalah sebuah penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan di mana dalam waktu yang stagnan dan lama, dapat terjadi secara berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.
Para ahli juga menyatakan bahwa resesi dapat terjadi karena ekonomi suatu negara mengalami peningkatan dalam jumlah pengangguran, penurunan ritel, Produk Domestik Bruto (PDB).
Â
Dampak Resesi Terhadap Ekonomi
Terdapat beberapa dampak yang akan terjadi yang merugikan negara pada ekonomi mereka jika terjadi resesi. Dampak tersebut akan terkena kepada semua kalangan, mulai dari pebisnis yang skalanya besar hingga kecil sekalipun. Untuk lebih jelasnya seperti berikut:
1. Dampak kepada pemerintahan
Jika dilihat dampak resesi dari skala pemerintahan, akan terjadi jumlah pengangguran yang meningkat dan pemerintah harus dapat menemukan solusi untuk mengakhiri resesi tersebut. Lapangan pekerjaan harus segera dibuka untuk para pengangguran.
Adapun sumber pendapatan suatu negara dari pajak dan non pajak dapat rendah bilamana tingginya pengangguran di suatu negara. Pemerintah bisa saja melakukan peminjaman dan dapat melonjak tinggi untuk dana kebutuhan pembangunan negara.
2. Dampak kepada perusahaan
Dampak bagi perusahaan akan mengalami banyak sekali kerugiannya mulai dari mengalami kebangkrutan jika sumber daya riil, krisis kredit, dan jatuhnya harga aset berbasis utang dan hal tersebut dapat membuat bisnis menjadi gagal serta mengalami penurunan pendapatan yang drastis. Jika perusahaan telah bangkrut, karyawan pun dapat di-PHK secara massal dan para pengangguran pun semakin bertambah.
3. Dampak kepada pekerja
Sama halnya dengan sebelumnya, pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja dapat menjadi pengangguran dan kebutuhan untuk dipenuhi dapat terganggu karena pemasukan utamanya telah hilang. Masalah ini tidak hanya mengganggu pada perekonomian, tetapi juga lingkup sosial yang terjadi pada suatu negara.
Penulis: Natasa Kumalasah Putri
Advertisement