Maduaro, Kain Sulam Khas Lampung yang Dibawa Nenek Moyang Menggala

Kain maduaro di Lampung awalnya dibawa oleh nenek moyang masyarakat Menggala yang menunaikan ibadah haji di Mekkah.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 16 Des 2022, 11:00 WIB
Diterbitkan 16 Des 2022, 11:00 WIB
Gunung Anak Krakatau
Gunung Anak Krakatau yang berlokasi di Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, mengalami erupsi, Selasa (25/10/2022). (Liputan6.com/ Ist/ PVMBG)

Liputan6.com, Lampung - Maduaro merupakan jenis kain sulam dari Provinsi Lampung. Kain ini berupa selendang penutup kepala yang digunakan masyarakat Menggala.

Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, kain maduaro di Lampung awalnya dibawa oleh nenek moyang masyarakat Menggala yang menunaikan ibadah haji di Mekkah. Masa tersebut terjadi pada abad ke-18.

Selain itu, para pedagang Gujarat India juga menjual kain sejenis kepada masyarakat Menggala. Hal tersebut memberi pengaruh pada moti-motif kain maduaro di Menggala yang umumnya dipengaruhi motif dari Hindustan.

Para wanita Menggala biasanya membuat kain sebagai sesan untuk dibawa pada saat menikah. Salah satu kain tersebut berupa maduaro yang dibuat dari benang selingkang dari India.

Pada periode berikutnya, kegiatan menyulam kain maduaro menjadi kebiasaan para gadis di daerah Menggala untuk mempersiapkannya sebagai sesan. Dalam perkembangannya, kain maduaro mulai dibawa ke luar oleh orang Menggala.

Hal tersebut dilakukan untuk membina para gadis dalam mengembangkan kerajinan menyulam di Way Lima dan Talang Padang. Kain maduaro merupakan jenis kain yang umumnya berbahan serat nanas atau sutera yang disulam dengan menggunakan benang kawat perak tipis.

Kain maduaro kemudian digunakan sebagai selendang. Cara penggunaannya umumnya dijadikan sebagai penutup kepala bagi kaum perempuan.

Hal tersebut telah dilakukan secara turun-temurun oleh para darah bangsawan berketurunan bangsawan (penyimbang). Biasanya, kain maduaro khas Provinsi Lampung ini digunakan dalam acara sakral, salah satunya upacara adat.

(Resla Aknaita Chak)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya