Liputan6.com, Padang - Tradisi kerik gigi atau meruncingkan gigi merupakan salah satu tradisi unik Suku Mentawai, Pulau Siberut, Sumatra Barat. Tradisi ini biasanya dilakukan oleh para perempuan dari Suku Mentawai.
Tradisi yang sudah dilakukan secara turun-menurun ini bahkan dianggap menjadi standar kecantikan perempuan dewasa. Perempuan Suku Mentawai menganggap kecantikan mereka dilihat dari gigi yang runcing.
Dikutip dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, kerik gigi bertujuan untuk terlihat cantik dan menarik di mata pria di sekelilingnya. Selain itu, sebagai penanda kedewasaan wanita dan dipercaya juga akan memberikan kebahagiaan dan kedamaian.
Advertisement
Baca Juga
Masyarakat Suku Mentawai juga percaya jika sudah memiliki gigi runcing, akan memiliki kebahagiaan dan kedamaian jiwa. Perempuan Mentawai yang memiliki gigi runcing akan dianggap memiliki nilai lebih.
Proses kerik gigi dilakukan oleh ketua adat. Dalam proses peruncingan gigi juga tidak menggunakan obat bius.
Alat yang digunakan untuk merucingkan gigi terbuat dari besi atau kayu yang sudah diasah hingga tajam. Tentunya proses ritual ini menyakitkan, sehingga sebelum proses peruncingan gigi, biasanya wanita Suku Mentawai mengigit pisang hijau.
Dalam prosesnya pun tak sebentar karena gigi yang diruncing tak hanya satu atau dua saja. Sayangnya, tradisi kerik gigi Suku Mentawai ini mulai ditinggalkan. Tidak banyak anak muda Suku Mentawai yang melakukan tradisi kerik gigi ini lagi.