Pusat Peradaban Manusia Purba di Dunia Ada di Sragen

Saat memasuki kawasan desa wisata ini, pengunjung akan menjumpai tugu yang berbentuk kepala manusia purba.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 14 Mar 2023, 00:00 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2023, 00:00 WIB
Museum Sangiran
Museum Sangiran (Sumber: Wikipedia)

Liputan6.com, Sragen - Desa wisata Sangiran termasuk ke dalam jajaran 50 Desa Wisata Terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. Salah satu daya tarik desa wisata ini adalah keberadaan Museum Purba Sangiran.

Mengutip dari kemenparekraf.go.id, wisata sejarah dan edukasi di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, ini menjadi situs manusia purba terbesar dan terpenting di dunia. Bahkan, para peneliti menganggap Sangiran sebagai pusat peradaban besar, penting, dan lengkap manusia purba di dunia karena memberikan petunjuk tentang keberadaan manusia sejak 150.000 tahun lalu.

Saat memasuki kawasan desa wisata ini, pengunjung akan menjumpai tugu yang berbentuk kepala manusia purba. Hal tersebut sangat merepresentasikan desa ini sebagai pusat peradaban manusia purba.

Mayoritas masyarakat di desa ini memiliki mata pencaharian sebagai petani dan peternak, sedangkan yang menjadi perajin batu hanya sedikit.

Para penduduk lokal juga memanfaatkan kesempatan dengan memgembangkan kemampuan mereka, seperti berjualan suvenir dan kuliner. Mereka juga menyediakan homestay bagi para tamu yang ingin tinggal dan belajar lebih dalam.

Situs manusia purba Sangiran menyimpan kekayaan fosil-fosil purbakala, mulai dari manusia, binatang-binatang purba, hingga hasil kebudayaan manusia praaksara. Selain museum, pengunjung juga bisa berwisata ke Punden Tingkir.

Masyarakat sekitar percaya, tempat tersebut merupakan peninggalan Joko Tingkir. Hal tersebut karena terdapat sebuah petilasan di dalamnya.

Selain dua destinasi tersebut, pengunjung juga bisa menikmati wisata alam di wisata air asin Pablengan. Konon, sumber mata air asin ini telah berusia lebih dari 2 juta tahun.

Sumber mata air tersebut terbentuk akibat pergeseran bumi dan letusan gunung berapi. Adanya sumber mata air Pablengan tersebut seolah menjadi bukti perubahan lanskap Sangiran yang dulunya lautan kini menjadi daratan.

Perihal kesenian, desa wisata Sangiran juga memiliki kesenian unggulan, yaitu gamelan renteng yang berusia lebih dari satu abad dan masih digunakan hingga saat ini. Selain itu, ada juga tari gerbang sukowati dan tari bubak kawah yang kaya nilai filosofis.

Penulis: Resla Aknaita Chak

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya