Banjir Bukan Alasan Penghambat Pembangunan IKN

Ormas kedaerahan di Kalimantan Timur menyebut isu banjir di kawasan Ibu Kota Nusantara tidak relevan dan tak seharusnya menghambat pembangunan IKN.

oleh Abdul Jalil diperbarui 03 Apr 2023, 08:40 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2023, 02:30 WIB
Pembangunan Bendungan Sepaku Semoi sebagai pengendali banjir di Ibu kota Nusantara (IKN) di Provinsi Kalimantan Timur rampung pada awal 2023.
Pembangunan Bendungan Sepaku Semoi sebagai pengendali banjir di Ibu kota Nusantara (IKN) di Provinsi Kalimantan Timur rampung pada awal 2023.

Liputan6.com, Samarinda - Ketua Gerakan Putera Asli Kalimantan (Gepak) Kuning, Suriansyah menyebut persoalan banjir di Kawasan Ibu Kota Nusantara merupakan hal biasa. Sebab, Pulau Kalimantan memang merupakan kawasan dataran rendah yang banyak sungai.

Fenomena banjir yang belakangan terjadi di beberapa wilayah yang menadi bagian IKN dianggap fenomena umum yang terjadi di Kalimantan. Suriansyah menjelaskan, penduduk Pulau Kalimantan sudah sangat paham situasi ini karena terdapat ratusan sungai,  baik sungai besar, anak sungai, maupu  sungai kecil atau kali.

Dia kemudian menjelaskan fenonema pasang surut air laut. Saat hujan dan air laut dalam kondisi surut maka air akan langsung mengalir masuk ke laut.

“Namun apabila terjadi hujan kemudian di laut terjadi pasang, maka air dari daratan akan tertahan sementara di daratan. Air yang tertahan ini menjadi banjir. Setelah laut mengalami surut maka air yang tertahan ini akan langsung mengalir ke laut atau kita kenal terjadinya surut,” kata Suriansyah, Minggu (26/3/2023).

Perlu dipahami, sambungnya, semua pusat pemukiman dan pemerintahan di Pulau Kalimantan sebagian besar berada di Daerah Aliran Sungai. Tentu saja, hampir semua daerah di Pulau Kalimantan kemungkinan pernah mengalami banjir.

“Saya sendiri sejak lahir dan besar di Kalimantan sudah sering mengalami yang namanya banjir. Sehingga menjadi hal yang biasa bukan sesuatu yang luar biasa,” sambungnya.

Jaman dahulu, sebutnya, nenek moyang kita menyikapinya dengan membuat rumah panggung dengan ketinggian hampir 4 meter dan bahkan ada yang mencapai 8 meter tingginya dari permukaan tanah. Salah satu fungsi rumah panggung agar rumah mereka tidak terendam air pada saat terjadi banjir atau pasang.

“Menurut saya, mereka yang mengkaitkan banjir yang terjadi di Sepaku, Penajam Paser Utara dengan IKN Nusantara adalah orang yang mencari panggung, yang ujung-ujungnya hanya untuk cari perhatian dan kepentingan pribadi atau kelompoknya. IKN itu untuk kepentingan bangsa Indonesia,  bukan untuk kelompok tertentu saja,” kata Suriansyah.

Dia kemudian meminta untuk tidak menebar opini dan membuat kesan, seolah-olah pembangunan IKN Nusantara menjadi penyebab terjadinya banjir di Sepaku. Suriansyah meminta jangan gunakan isu banjir yang sudah biasa terjadi untuk menggoyang proses pembangunan IKN Nusantara.

“Mereka tidak memahami atau memang pura-pura tidak paham, bahwa kondisi pulau Kalimantan khususnya Kalimantan Timur memiliki banyak Daerah Aliran Sungai. Seharusnya mereka memahami bagaimana kondisi sosial budaya masyarakat asli Kalimantan menghadapi banjir,” paparnya.

Suriansyah yakin, fenomena  tersebut sudah dipahami secara bersama-sama oleh Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat. Sehingga dalam pembangunan IKN dibuat program pembangunan bendungan dan embung sebagai sarana penampungan air yang melimpah untuk menghindari banjir ke depan di wilayah IKN, termasuk didalamnya program normalisasi sungai untuk mencegah banjir.

“Jadi saya himbau kepada semua pihak jangan ada lagi yang mengkaitkan IKN Nusantara dengan banjir dan mengkaitkan banjir di Jakarta dengan banjir di lokasi IKN Nusantara. Pembangunan IKN saat ini sedang dilaksanakan sehingga merupakan hal yang wajar apabila masih terjadi hal-hal yang belum sesuai yang diinginkan, namanya juga masih dalam proses,” ujarnya.

Banjir di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara memang sering terjadi dalam sebulan terakhir. Genangan air yang merendam pemukiman dan mengganggu aktivitas warga terjadi tak jauh dari Kawasan Pusat Inti Pemerintahan (KIPP).

Curah hujan yang tinggi di kawasan tersebut memang membuat debit air meningkat. Sejumlah bendungan dan intake telah dibangun Otorita IKN untuk penanganan banjir.

Simak juga video pilihan berikut:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya