Operasi Trikora: Diplomasi Hingga Pembuktian Indonesia Negara dengan Militer Terkuat

Trikora merupakan peristiwa bersejarah di mana seluruh kekuatan Indonesia dimobilisasi dalam upaya mempertahankan Irian Barat.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jun 2023, 01:40 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2023, 15:17 WIB
Gubernur Lembaga Pertahanan Indonesia (Lemhannas) RI Andi Widjajanto. (Liputan6.com/ ist)
Gubernur Lembaga Pertahanan Indonesia (Lemhannas) RI Andi Widjajanto. (Liputan6.com/ ist)

Liputan6.com, Jakarta - Pada masa pemerintahan Soekarno, Indonesia dijuluki sebagai negara yang memiliki kekuatan militer bersenjata terkuat di bumi bagian selatan. Hal itu salah satunya ditunjukkan dalam Operasi Trikora (Tiga Komando Rakyat), aksi koersif yang dilakukan Bung Karno dalam mempertahankan Irian Barat dari upaya perebutan Belanda.

Trikora merupakan peristiwa bersejarah di mana seluruh kekuatan Indonesia dimobilisasi dalam upaya mempertahankan Irian Barat.

Hal itu diungkapkan oleh Gubernur Lembaga Pertahanan Indonesia (Lemhannas) Andi Widjajanto, dalam Podcast Bung Karno Series 3 yang tayang di kanal Youtube BKN PDI Perjuangan pada Jumat (16/6/2023).

Andi menjelaskan, jalan diplomasi yang dilakukan Bung Karno dengan membangun hubungan bilateral terhadap Belanda untuk mengintegrasikan Irian Barat ke Indonesia telah dilakukan. Namun demikian, upaya "soft diplomation" tersebut. masih belum membuahkan hasil.

Oleh karena itu, Bung Karno melakukan tindakan koersif dengan menasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda dan menghentikan penerbangan dari Amsterdam ke Jakarta.

"Ini sudah koersif, tetapi menggunakan instrumen-instrumen non militer. Ketika itu tetap gagal, maka di tahun 1958 mulai disiapkan langkah-langkah koersif yang lain. Terutama untuk memberikan sinyal kepada Belanda bahwa integrasi Irian Barat ke Indonesia itu mutlak," jelas Andi.

Menurutnya keberanian Bung Karno melakukan langkah-langkah strategis tersebut karena melihat situasi global yang tidak kondusif. Selain itu, keadaan politik dalam negeri yang semakin membaik, serta kekuatan militer sudah dirasa mumpuni untuk merebut Irian Barat ke tangan Indonesia. Menurutnya, kekuatan militer Indonesia sudah memiliki alustista paling moderen di zaman itu.

Kecanggihan alutsista tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kekuatan militer bersejata terkuat di belahan bumi bagian selatan.

"Kita punya kapal penjelajah, KRI Irian yang hari ini merupakan kapal dengan spek tertinggi yang dimiliki angkatan laut. Kita punya pesawat bomber. Itu cuma satu-satunya di masa itu, masa di mana angkatan udara punya pesawat bomber. Ya, di masa itu," kata Andi.

Secara global, terutama negara Amerika Serikat sedang tertatih-tatih untuk memulihkan ekonomi perangnya. Ada krisis di Jerman Timur--Tembok Berlin, dan lain-lain. Secara domestik, legitimasi politik Bung Karno pun sangat kuat.

Operasi Trikora merupakan bentuk mobilisasi nasional. Seluruh aspek yang dimiliki Indonesia diarahkan untuk melawan Belanda di Irian Barat. Saat itu, Bung Karno menyiapkan komando mandala. Komando ini berisi 36 rancangan operasi militer, salah satunya operasi Laut Aru.

"Pak Yos Sudarso gugur di situ (operasi Laut Aru). Ada operasi Naga. Ada operasi Sandi Yudha. Ada operasi Jatayu dan seterusnya. Total itu ada 36 operasi. Operasinya tidak pernah tuntas. Termasuk operasi pendaratan besar gabungannya yang dirancang komando Mandala tidak terlaksana. Itu Karena kemudian Belanda memutuskan untuk menyerahkan Irian Barat ke Indonesia," pungkas Andi.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya