Liputan6.com, Gorontalo - Maraknya kasus gigitan anjing di Kabupaten Boalemo, Gorontalo, harus segera ditangani serius oleh Pemerintah Daerah. Jika tidak, maka korban gigitan anjing di wilayah tersebut bakal terus bertambah.
Seperti baru-baru ini, mamalia dengan nama latin Canis Lupus SPP itu, kembali menyerang salah satu ibu rumah tangga. Korbannya kali ini adalah Ariyanti Kumai (48), warga Desa Tenilo, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo Rabu, (5/7/2023).
Advertisement
Baca Juga
Berdasarkan informasi yang dirangkum Liputan6.com, peristiwa bermula ketika Ariyanti kendak pergi ke kebun. Kala itu, waktu menunjukkan pukul 15.30 Wita, Ariyanti mendengar ada suara anjing yang menggonggong. Bagi Ariyanti, anjing suara anjing sudah biasa ia dengar. Tak berselang lama, ada seekor anjing besar menerkamnya dari belakang
Dirinya kala itu tidak bisa berbuat apa-apa. Korban hanya bisa berusaha mengusir anjing itu dan menghindar dari terkaman. Tetapi dia tidak sadar jika sudah terkena gigitan di bagian betis.
Warga sekitar yang melihat Ariyanti langsung membawanya dokter untuk memeriksakan diri. Sebab luka serius di kaki kirinya harus segera mendapatkan penanganan. Mereka khawatir, jangan sampai anjing yang dipelihara oleh warga di Desa Tenilo itu mengidap virus rabies.
Seperti diberitakan sebelumnya, bahwa jumlah kasus gigitan anjing di Boalemo terhitung sejak Januari – Mei 2023, sebanyak 60 kasus berdasarkan data Dinas Kesehatan Boalemo.
Dengan peristiwa yang dialami oleh Ariyanti, secara tidak langsung menambah rentetan kasus gigitan anjing di Daerah Boalemo.
Simak juga video pilihan berikut:
Advertisement
Perhatian Serius
Keluarga korban, Ruis Adam berharap, perhatian yang lebih serius dari Pemerintah Kabupaten Boalemo. Khususnya pihak OPD teknis, terkait penanganan anjing liar maupun peliharaan warga.
“Anjing bisa saja menularkan rabies. Saya berharap kejadian seperti yang dialami tante saya ini tidak akan terjadi lagi kepada masyarakat Boalemo,” kata Ruis.
Menurut dokter, kata Ruis, anjing yang menyerang itu jangan diapa-apain dulu. Dilihat dalam rentan waktu 2 minggu, apakah reaksi gigitan anjing berdampak pada kesehatan atau tidak.
"Nanti setelah itu bisa diketahui anjing tersebut gila atau tidak,” kata Ruis, mengingat penjelasan dokter.
Sementara itu, menurut Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Boalemo, Sumitro Djafar, kasus gigitan yang terjadi sejak Januari – Mei di Boalemo, telah mendapatkan penanganan medis sesuai standar layanan kesehatan.
“Alhamdulillah untuk kasus rabies sejauh ini tidak ada. Kalau gigitan anjing sudah 60 kasus di tahun 2023 ini,” kata Sumitro.
“Meski begitu, kita semua harus waspada. Pemerintah setempat juga harus melakukan kewaspadaan terhadap gigitan hewan penular rabies (GHPR),” ia menandaskan.