Liputan6.com, Jakarta - Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto mendampingi petani di Desa Bojanegara, Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah untuk membudidayakan padi protein tinggi dan ramah lingkungan.
Ketua Program Dr.Dyah Susanti,SP.,MP mengatakan, varietas yang dikembangkan di lahan seluas 30 hektare tersebut adalah Inpago Unsoed Protani, yang dilepas oleh Menteri Pertanian pada tahun 2020 lalu. Selain hasil panen lebih banyak, padi varietas unggul ini juga berprotein tinggi.
“Kami mendampingi kelompok tani Tirto Margo Mulyo dan juga Sri Lestari, Desa Bojanegara, bersama-sama mengupayakan meningkatkan produktivitas tanaman padi, secara berkelanjutan, melalui varietas unggul protein tinggi ramah lingkungan," katanya, Sabtu (22/7/2023).
Advertisement
Baca Juga
Penanaman padi protein tinggi merupakan salah satu bentuk dukungan Unsoed dalam memperkuat ketahanan pangan masyarakat, sekaligus meningkatkan kualitas bahan pangan masyarakat. Sebab, dengan padi protein tinggi dan budidaya ramah lingkungan, masyarakat akan lebih sehat.
Menurut dia, kesiapan desa membangun ketahanan pangan akan mendukung terbangunnya ketahanan pangan nasional. Petani di desa tak semestinya menopang tanggung jawab membangun ketahanan pangan sendiri. Untuk itu perlu keterlibatan dan dukungan pemegang kebijakan, akademisi, industri, media, dan kelompok masyarakat.
Bekerja sama dengan kelompok tani Tirto Marga Mulyo, Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Bojanegara, serta Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga, akademisi Unsoed melaksanakan pendampingan teknologi budidaya ramah lingkungan padi protein tinggi Inpago Unsoed Protani dalam rangka mendukung penguatan ketahanan pangan nasional.
Selain Dyah, tim program terdiri dari pakar pemuliaan tanaman Prof Ir. Totok Agung Dwi Haryanto,MP.,PhD. dan dr M Zaenuri Syamsu Hidayat,Sp.KF.,MSi.Med.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Diseminasi Ipteks
Dalam diseminasi Ipteks, dijelaskan bahwa varietas unggul padi protein tinggi Inpago Unsoed Protani merupakan hasil riset Unsoed yang didedikasikan untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan sekaligus gizi masyarakat.
Diseminasi Ipteks ini juga didukung oleh pakar di bidang yang relevan, yaitu Prof Ir Loekas Soesanto, MSi., PhD. (pakar pengendalian hayati hama dan penyakit tanaman), serta Muh Munawar,SP MP. (profesional praktisi bidang pertanian) yang menyampaikan teknik budidaya padi ramah lingkungan.
dr Zaenuri Syamsu Hidayat, yang juga merupakan ketua IDI Kabupaten Banyumas menyampaikan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat dalam berkegiatan pertanian.
Sementara, Prof Loekas memaparkan berbagai tips identifikasi hama-penyakit tanaman, beserta pengendaliannya secara ekologis, termasuk melalui aplikasi biopestisida. Bio P 60, Bio T 10 dan Bio B 10 merupakan biopestisida yang beliau hasilkan berbasis metabolit sekunder agensia hayati dan telah teruji pada tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan di berbagai wilayah nusantara.
Â
Advertisement
Keunggulan Varietas Inpago Unsoed Protani
Varietas unggul padi protein tinggi Inpago Unsoed Protani Padi ini memiliki beragam keunggulan, antara lain daya hasil tinggi (>9 ton/ha GKG), tanaman pendek (91cm) tahan rebah, tahan terhadap penyakit blas ras 101, serta agak tahan terhadap blas ras 041, 023 dan 073.
Selain itu, Inpago Unsoed Protani memiliki keistimewaan memiliki kandungan protein beras yang tinggi (9 – 13%), tekstur nasi pulen dan kandungan zat gizi Zn sebesar 27ppm yang menjadikannya prospektif dikembangkan pada agroindustri beras bergizi.
Inpago Unsoed Protani yang dirakit oleh Prof Ir Totok Agung Dwi Haryanto,MP., Ph.D, Dr Agus Riyanto, SP., MSi. dan Dr. Dyah Susanti,SP.,MP, telah terdistribusi lebih dari 15 provinsi di Indonesia. Di antaranya Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Lampung, Papua, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku.
"Meluasnya pengembangan Inpago Unsoed Protani di berbagai daerah menjadi bentuk dukungan Unsoed bagi penguatan ketahanan pangan nasional sekaligus kesehatan dan kesejahteraan melalui peningkatan pemenuhan gizi masyarakat," kata Dr.Dyah.
Â