Liputan6.com, Kudus - Di tengah polemik larangan keras pengadaan seragam sekolah oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah saat tahun ajaran baru 2023, ternyata pihak Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Purwosari Kudus justru memiliki terobosan bagus. Yakni memberikan secara gratis kain batik hasil praktik karya siswa mereka, kepada para siswa baru kelas satu di SLB setempat.
Diharapkan dengan rencana pemberian kain seragam gratis ini, untuk sedikit meringankan beban para orang tua yang anaknya baru bersekolah di SLB. Sehingga mereka tidak perlu membeli bahan kain untuk seragam anak mereka.
Rencana pemberian kain seragam batik gratis bagi para siswa baru kelas 1 ini, diungkapkan oleh Wakil Kepala Sekolah SLB Negeri Purwosari Kudus, Dwi Rahayu Wulandari S.Pd, di sela sela Gelar Karya Seni dan Budaya Disabilitas 2023 di halaman SLB setempat, Kamis (27/7/2023).
Advertisement
Baca Juga
Kegiatan sebagai implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam Kurikulum Merdeka ini, kata Dwi Rahayu, ditampilkan beragam ketrampilan dan karya menarik para siswa SLB setempat. Diantaranya ketrampilan tata boga, desain grafis, kerajinan tangan, membatik, usaha laundri dan usaha cuci motor dan karya seni menarik lainnya.
“Untuk kain hasil karya membatik dari para siswa kami memang ada rencana memberikan gratis untuk seragam batik kepada para siswa baru kelas 1. Kami inginnya sih para siswa memiliki seragam batik tanpa harus membeli, namun ongkos jahitnya ditanggung wali murid,” ujar Dwi Rahayu kepada tim Liputan6.com.
Diketahui, jumlah siswa yang bersekolah di SLB Negeri Purwosari dari jenjang SD, SMP dan SMA tahun 20023 sebanyak 220 siswa. Sedangkan saat Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) di SLB setempat, menerima sebanyak 38 siswa baru kelas 1.
Cabang Disdik Jateng Dukung Ide SLB Purwosari
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III Provinsi Jawa Tengah di Pati, Deyas Yani Rahmawan S.STP, MM, mengaku mendukung dengan ide dan strategi pihak SLB Negeri Purwosari Kudus, dalam pemberian seragam batik hasil karya siswa mereka secara gratis kepada siswa baru.
“Saya kira hal tersebut menjadi ide dan strategi sekolah (SLB Negeri Purwosari) yang sangat bagus dan solutif, untuk menjawab permasalahan pengadaan seragam di SMA/SMK dan SLB Negeri di Jawa Tengah,” ujar Deyas.
Menurut Deyas, praktek ketrampilan membatik yang ada di SLB Negeri Purwosari memang sangat baik untuk membekali kemandirian para siswa setelah mereka lulus sekolah. “Dari kegiatan membatik ini tentu hasilnya bisa dinikmati siswa sendiri, dari siswa oleh siswa dan untuk siswa,” katanya.
Namun yang perlu digaris bawahi dari kebijakan Pemrov Jawa Tengah,lanjut Deyas, satuan pindidikan tidak boleh membebani siswa maupun orang tua siswa dengan pungutan dalam apapun. Salah satunya melarang pengadaan jual beli seragam sekolah.
“Tentunya dengan penggunaan seragam batik gratis dari hasil karya siswa ini, menjadi kebanggan tersendiri bagi mereka. Sebab hasil karya mereka diapresiasi dan dijadikan seragam kebanggan sekolah setempat,” imbuhnya.
(Arief Pramono)
Advertisement