Kronologi Kikuchi Satoshi Tewas Kecelakaan Flying Fish di Tanjung Benoa Bali

Kepolisian Daerah Bali menyebutkan bahwa satu orang warga negara Jepang yang jatuh saat bermain wahana flying fish di kawasan wisata permainan air Tanjung Benoa, Badung, Bali, dinyatakan tewas

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Agu 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2023, 16:00 WIB
11 Watersport Hits di Bali yang Wajib Anda Coba
Olahraga air Flying Fish.

Liputan6.com, Badung - Kepolisian Daerah Bali menyebutkan bahwa satu orang warga negara Jepang yang jatuh saat bermain wahana flying fish di kawasan wisata permainan air Tanjung Benoa, Badung, Bali, dinyatakan tewas.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Komisaris Besar Polisi Jansen Avitus Panjaitan di Denpasar, Bali, Jumat mengatakan warga Jepang yang meninggal adalah Kikuchi Satoshi (60) sementara anaknya Kikuchi Haruki (15) yang ikut dalam wahana itu mengalami luka ringan di pelipis kiri.

Menurut keterangan Jansen, insiden tersebut terjadi pada Jumat (18/8) sekitar pukul 10.00 Wita di Tanjung Benoa tepatnya di depan Pantai Hotel Grand Mirrage Lingkungan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Bali.

"Saat itu kedua korban sedang bermain flyng fish, tiba-tiba terlepas dan jatuh ke laut dalam posisi tengkurap dan tidak sadarkan diri," kata Jansen, dikutip Antara.

Mantan Kapolresta Denpasar itu mengatakan kedua korban merupakan WNA asal Jepang yang sedang berlibur ke Bali bersama dengan ketiga orang lainnya dan menginap di sebuah hotel di Kuta, Badung.

Jansen menjelaskan pada Jumat (18/8) sekira sebelum pukul 10.00 Wita, satu keluarga WNA asal Jepang yang terdiri dari lima orang bermain flying fish di Water Sport Bali Coral, Tanjung Benoa, Bali.

Pada saat sesi pertama, menurut penuturan saksi Zaini yang merupakan pengemudi speedboat bersama Wahyu, sang instruktur, mereka berangkat mengemudikan boat menarik flying fish dengan membawa dua orang anak korban selama lima menit dan berhasil landing dengan selamat.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Gagal Diselamatkan

Kemudian, selanjutnya pada sesi kedua, pengemudi boat menarik flying fish yang membawa dua WNA Jepang ayah dan anak serta sang instruktur.

"Setelah sekitar 40 meter dari pantai, tiba-tiba, flying fish oleng dan miring ke kanan, kemudian instruktur terjatuh dan disusul kedua korban WNA Jepang. Kedua korban terlepas dari pegangan dan terjatuh sekitar tiga meter dari atas (permukaan) air," kata Jansen.

Setelah kecelakaan itu, beberapa staf mencoba menarik korban dari dalam air. Setelah menjangkau kedua korban, staf membawa mereka ke pinggir pantai. Staf pun memberi pertolongan awal dengan memompa dada korban KS, namun korban tetap tidak sadarkan diri. Korban pun dilarikan ke rumah sakit dengan menggunaan mobil ambulans menuju ke Rumah Sakit Surya Husada, Nusa Dua, Badung untuk ditangani lebih lanjut.

Sesampainya di RS Surya Husada, tim medis berusaha memberikan pertolongan kepada korban, namun korban KS tak dapat diselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia. Saat ini, jenazah korban dititipkan di RSUP Sanglah Denpasar, Bali menunggu proses selanjutnya.Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui penyebab utama kematian WNA asal Jepang tersebut.

Jansen mengatakan saat ini jajaran Direktorat Kepolisian Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Bali tengah melakukan proses penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab kecelakaan hingga menyebabkan kematian korban WNA itu.

Sementara itu, Ditintelkam Polda Bali sedang berkoordinasi dengan pihak Konsulat Jepang untuk mengurus proses hukum dan juga keberadaan jenazah korban.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya