Sensasi Minum Jamu di Kedai Berusia 1 Abad di Kota Yogyakarta

Di warung jamu ini pembeli bisa duduk menikmati jamu tradisional ala tempo dulu.

oleh Tifani diperbarui 09 Sep 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2023, 16:00 WIB
Ayudia jamu ginggang
Ayudia Bing Slamet menikmati Jamu Ginggang di Pakualaman, Yogyakarta. (Dok. Instagram/@ayudiac/https://www.instagram.com/p/CshqF_MPK8_/Dyra Daniera)

Liputan6.com, Yogyakarta - Jamu dipercaya menjadi obat tradisional selama ratusan tahun. Minuman yang diracik dari rempah-rempah ini dipercaya dapat menjaga kesehatan dan menyembuhkan beragam penyakit.

Di Yogyakarta, banyak kedai atau toko khusus jamu yang masih bertahan dan eksis hingga saat ini. Di sini, pembeli bisa minum jamu dan memilih menu jamu yang ada atau menyebutkan keluhan kesehatan pada penjualnya.

Salah satu warung jamu legendaris di Yogyakarta adalah warung Jamu Ginggang. Di warung jamu ini pembeli bisa duduk menikmati jamu tradisional ala tempo dulu.

Kedai jamu berusia satu abad ini mulai dirintis 1930 oleh Bilowo yang merupakan abdi dalem Puro Pakualaman. Ia seorang pembuat jamu untuk Kanjeng Sinuwun Paku Alam VII.

Kemudian atas seizin dari Paku Alam VII, Bilowo akhirnya memulai berdagang jamu. Nama Ginggang juga pemberian dari Sri Paku Alaman VI, yang lengkapnya 'Jamu Jawa Asli Tan Ginggang'.

Tan Ginggang berasal dari bahasa Jawa yang artinya selalu akrab, rukun dan bersatu. Diharapkan warung jamu ini bisa selalu membuat warga jadi rukun.

Pengunjung akan langsung disambut aroma semerbak rempah-rempah yang sangat kuat saat masuk ke kedai sederhana ini. Terlihat beberapa stoples berisi bungkusan jamu tradisional baik berbentuk bubuk maupun ramuan rempah kering yang dipajang di etalase.

Beberapa potret kuno juga tampak terpampang di dinding-dinding warung. Perabotan kayu juga ditata dengan suasana tempo dulu.

Cara pembutan jamu di kedai jamu legendaris ini masih sangat tradisional. Tujuannya untuk mempertahankan cita rasanya tetap autentik walau sudah berbeda generasi.

Aneka rempah-rempah dan bahan jamu masih ditumbuk dengan penumbuk tradisional dan selalu diracik segar. Kedai Jamu Ginggang menawarkan sejumlah 45 menu jamu, yang dibedakan menjadi tiga jenis yaitu jamu biasa, minuman dingin dan jamu telur.

Tiap jamu yang ada memiliki keunikan dan manfaatnya masing-masing yang cukup bervariasi. Harga tiap gelas jamu cukup bervariasi mulai dari Rp4.000 hingga Rp25.000.

Beberapa jenis jamu dapat dinikmati dengan menggunakan es, antara lain beras kencur dan temulawak sehingga cocok ketika udara Kota Yogyakarta tengah panas. Warung Jamu Ginggang berlokasi di Jalan Masjid No.32 Pakualaman. Warung jamu ini mulai buka Pukul 08.30 hingga 20.30 WIB, dan buka setiap hari.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya