Hari Batik Nasional 2023: Pj Gubernur Sultra Andap Budhi Kenalkan Batik Buton-Muna di Istana

Pj Gubernur Sulawesi Tenggara, Andap Budhi Revianto, memperkenalkan batik tenun Buton Muna di istana negara, baju ini pernah dipakai Jokowi.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 02 Okt 2023, 12:09 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2023, 10:00 WIB
Pj Gubernur Sulawesi Tenggara, Andap Budhi Revianto bersama putrinya Nabila Farahani, mengenalkan batik tenun Buton Muna di istana negara, baju ini pernah dipakai Jokowi,
Pj Gubernur Sulawesi Tenggara, Andap Budhi Revianto dan putrinya Nabila Farahani mengenalkan batik tenun Buton Muna di istana negara, baju ini pernah dipakai Jokowi pada beberapa momen kenegaraan,

Liputan6.com, Kendari - Batik Tenun Buton dan Muna Provinsi Sulawesi Tenggara, diperkenalkan kembali di istana dalam momen Hari Batik Nasional 2 Oktober 2023. Kali ini, Pj Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto mempromosikan tenunan batik perpaduan motif Buton dan Muna.

Sebelumnya, tenunan Buton dan Muna, pernah digunakan Presiden Joko Widodo pertama kali dalam momen perayaan Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus 2023 di istana merdeka. Saat itu, Jokowi menggunakan setelan dengan motif bunga dolomani. Salah satu baju yang dipakai di kalangan Sultan dan bangsawan keraton.

Kain tenun Masalili asal Muna, Sulawesi Tenggara, juga pernah mencuri perhatian saat digunakan Presiden Joko Widodo di peringatan hari pers nasional (HPN) 2022.

Kain khusus untuk Jokowi dan rombongan VVIP dibuat menggunakan teknik tenun Sobi khas Masalili. Kain berwarna merah itu, bermotif Robu atau bambu muda dengan hiasan bintang. Robu merupakan, bambu muda yang menjadi pangan tradisional masyarakat muna.

Saat hari perayaan berbatik nasional di istana negara, Minggu (1/10/2023), Pj Gubernur Andap kembali memakai tenunan asal Muna. Andap bersama putrinya, Nabila Farahani terlihat menggunakan sepasang baju tenun perpaduan dua suku terbesar di Sulawesi Tenggara yaitu Suku Buton dan Suku Muna.

Kain tenun Buton bermotifkan Lawa atau Pintu Gerbang. Sedangkan kain tenun Muna bermotif tikar yang melambangkan kebijaksanaan.

“Pakaian tenun ini memadukan dua suku yang ada. Artinya adalah persatuan yang harmonis tanpa membedakan etnis ataupun suku,” kata Andap.

Kata Andap, Sulawesi Tenggara terdiri dari beragam etnis. Hal ini hendaknya jadi kekuatan membangun kesejahteraan bagi masyarakat di Bumi Anoa.

“Sultra dengan potensi alamnya yang luar biasa akan memberikan kesejahteraan apabila seluruh elemen masyarakat ada dalam semangat persatuan," pungkas Andap.

 


Batik Nusantara

Pemakaian tenun khas Sultra, lanjut Andap, sejalan dengan arahan Presiden Jokowi untuk terus melestarikan Batik Nusantara di seluruh Indonesia sebagai warisan budaya yang telah diakui secara internasional.

Andap hadir bersama Gubernur lainnya dari seluruh penjuru Indonesia. Para pimpinan provinsi ini turut tampil memperagakan batik asal daerah masing-masing.

Selain Gubernur, hadir juga dalam peragaan yakni para Dubes negara sahabat, Pimpinan K/L, perwakilan Kerajaan ( Solo, DIY, Sumenep, Gowa dan Cirebon ), atlet berprestasi serta Putri dan Miss Indonesia mengenakan Batik Nusantara.

Acara Istana Berbatik diselenggarakan menjelang peringatan Hari Batik Nasional setiap tanggal 2 Oktober. Sebelumnya, UNESCO secara resmi telah mengakui batik sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada 2 Oktober 2009.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya