Berkah Air Asin Sungai Musi Tingkatkan Kualitas Padi di Banyuasin

Air asin dari Sungai Musi karena kondisi surut saat musim kemarau, ternyata membawa dampak baik bagi lahan pertanian di Banyuasin Sumsel.

oleh Nefri Inge diperbarui 20 Nov 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2023, 18:00 WIB
Hiruk-pikuk Petani Gorontalo Sambut Musim Panen dengan Bergotong royong
Petani menggiling saat musim panen padi di sawah Desa Bube Baru, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo (15/3). Mulai dari menyabit padi hingga sudah menjadi bulir gabah itu semua mengunakan tenaga manusia. (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)

Liputan6.com, Palembang - Saat memasuki musim kemarau, lahan sawah di Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan (Sumsel) dialiri air dari Sungai Musi yang kondisinya sedang surut.

Air yang mengalir di lahan-lahan padi petani, mengandung kadar garam yang cukup tinggi lantaran kemarau mengakibatkan volume air Sungai Musi menurun. Di saat itu, para petani tidak bisa menanam karena bibit padi tidak bisa bertahan dalam kondisi air yang terlalu asin.

Wawan Darmawan (60), petani padi di Kecamatan Muara Telang Banyuasin Sumsel berkata, lahan yang terendam air yang mengandung kadar garam tinggi, memang tidak bisa digunakan untuk sementara waktu.

“Tapi saat sudah masuk musim penghujan ini, air asin itu langsung terdorong keluar lahan. Namun endapan asam dari air itu sebenarnya sangat bagus untuk meningkatkan kualitas bibit padi,” ucapnya, Minggu (19/11/2023).

Dengan proses pengairan yang teratur menggunakan jalur cacing, kebutuhan irigasi pertanian jadi tercukupi walaupun dilanda El Nino.

Untuk 1 hektare lahan padi, bisa menghasilkan sekitar 7-8 ton gabah dengan kualitas yang baik, karena proses irigasinya yang bagus.

Dia bersama anggota kelompok petani di sana, mendapatkan bantuan dari Kementerian Pertanian (Kementan) melalui dinas terkait dalam pengelolaan lahan sawah.

Seperti 1 unit traktor, 2 unit mesin pompa dengan paralon 8 inchi dan jalur cacing atau disebut dengan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) yang memudahkan penyaluran sumber air ke sawah-sawah.

“Sudah dapat dari 5 tahun yang lalu, jalur cacing membuat pengairan jadi merata sehingga tidak terlalu terdampak kemarau,” ungkapnya.

Warga Banyuasin ini mengatakan, infrastruktur pengairan masih mengandalkan pintu air saat ini. Namun, ia menyatakan kebutuhan akan bantuan lain dari pemerintah dalam membersihkan saluran air yang mengalirkan air dari Sungai Musi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Pupuk Subsidi

Pupuk Indonesia Siap Distribusikan 714.092 Ton Urea Dan NPK
Pekerja melakukan bongkar muat pupuk bersubsidi di Gudang Pupuk Lini III Sumur Pecung, Kota Serang, Banten (Liputan6.com/HO)

Dia berharap pemerintah pusat harus lebih aktif dalam memahami kebutuhanp para petani. Termasuk pemenuhan pupuk yang tidak hanya mengandalkan subsidi tetapi juga harga yang sesuai dengan harga jual beras.

Apalagi Kartu Tani yang digunakan, hanya bisa mendapatkan pupuk subsidi yakni 1 karung pupuk Urea dan NPK Phonska.

“Jika KTP bisa menggantikan kartu tani untuk mendapatkan pupuk subsidi, itu sangat bagus dan mempermudah petani. Tapi harus dilihat juga seberapa luasan lahan, agar sesuai dengan kebutuhan,” katanya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya