6 Puisi tentang Guru Karya Penyair Terkenal, Cocok untuk Menyambut Hari Guru Nasional 2023

Menyambut Hari Guru Nasional bisa dilakukan dengan berbagai aktivitas. Salah satunya dengan membacakan puisi tentang guru.

oleh Natasa Kumalasah Putri diperbarui 12 Mar 2024, 13:45 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2023, 04:00 WIB
Pada tahun ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengambil tema 'Bergerak Bersama, Rayakan Merdeka Belajar' di peringatan Hari Guru Nasional 2023.
Pada tahun ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengambil tema 'Bergerak Bersama, Rayakan Merdeka Belajar' di peringatan Hari Guru Nasional 2023. (https://gurudikdas.kemdikbud.go.id)

Liputan6.com, Bandung - Hari Guru Nasional merupakan peringatan penting yang dirayakan oleh masyarakat Indonesia pada 25 November setiap tahunnya. Peringatan ini tentunya penting untuk dirayakan untuk meningkatkan kesadaran terkait pentingnya guru.

Sebagai masyarakat kita mengetahui bahwa peran guru sangat penting untuk generasi-generasi mendatang. Selain itu guru juga merupakan pahlawan tanpa tanda jasa yang wajib untuk dihormati oleh masyarakat Indonesia.

Melansir dari pgririau.or.id, sejarah hadirnya peringatan Hari Guru Nasional dimulai ketika berdirinya sebuah organisasi yang menjadi tempat untuk para guru di tahun 1912. Saat itu berdiri organisasi PGHB atau Persatuan Guru Hindia Belanda.

Organisasi PGHB kala itu berdiri dengan anggota dari guru bantu, guru desa, kepala sekolah, hingga pemilik sekolah. Selain itu sejalan dengan lahirnya PGHB ada juga organisasi-organisasi guru lain dari latar belakang yang berbeda.

Di antaranya organisasi Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan Guru Ambachtsschool (PGAS), Perserikatan Normaalschool (PNS), Hogere Kweekschool Bond (HKSB), Christelijke Onderwijsbond (KOB), Vereniging Van Muloleerkrachten (VVM), hingga Netherlands Indische Onderwijs Genootschap (NIOG).

Meskipun banyak organisasi yang berbeda-beda para guru tersebut memperjuangkan hak yang sama yaitu agar rakyat jelata bisa tetap mendapatkan pendidikan. Adapun pada 1932 PGHB berganti nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI).

Awalnya nama organisasi ini sempat mengejutkan Belanda Karena menggunakan nama Indonesia. Namun para guru tetap memperjuangkan hal tersebut hingga akhir masa penjajahan Belanda.

Mengutip dari Universitas NU Sidoarjo, aktivitas dari PGI sempat dilarang ketika penjajah Jepang datang ke Indonesia. Bahkan seluruh organisasi pendidikan dan kegiatan belajar-mengajar harus ditutup.

Namun pembatasan dan larangan tersebut baru berakhir setelah Indonesia merdeka dan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dilangsungkan pada 17 Agustus 1945. Adapun pada tanggal 24 dan 25 November 1945 diselenggarakan kongres Guru Indonesia di Surakarta.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


6 Puisi untuk Hari Guru Nasional

Ilustrasi kata-kata ucapan, hari guru nasional 2020
Ilustrasi kata-kata ucapan, hari guru nasional 2020. (Photo by Sasin Tipchai on Pixabay)

Untuk merayakan Hari Guru Nasional bisa dilakukan dengan berbagai cara dan salah satunya dengan membacakan puisi. Berikut ini adalah inspirasi enam puisi karya penyair terkenal Indonesia:

1. “Guruku A+” Karya Chairil Anwar

Mataku terperosok ke depan

Ketika kamu memasuki kelas

Kamu seorang guru yang lucu

Kamu seorang guru yang keren

 

Kamu pintar, imut dan ramah

Kamu menolong kami semua

Dan jika aku harus menilaimu

Bagiku, Kamu A+

2. “Bintang” Karya Chairil Anwar

Aku mencintai kelasmu

Kamu membantuku tuk melihat

Bahwa aku hidup bahagia

Belajar adalah kuncinya

 

Kamu memahami muridmu

Kamu perhatian dan pandai

Kamu guru terbaik yang pernah ada

Aku tahu itu dari awal kita bertemu

 

Aku memperhatikan kata-katamu

Kata-kata dari seorang guru sejati

Kamu lebih dari teladan terbaik

Sebagai guru, kamu adalah bintang


Selanjutnya

Ilustrasi ruang kelas, mengajar, guru
Ilustrasi ruang kelas, mengajar, guru. (Foto oleh RDNE Stock project: https://www.pexels.com/id-id/foto/sekolah-anak-kecil-siswa-belajar-8500673/)

3. “Terima Kasih, Guru” karya Chairil Anwar

Terima kasih, guru

Untuk teladan yang telah kau berikan

Aku selalu mempertimbangkan semua yang kau ajarkan

Dan merefleksikan itu semua pada karakter dan pribadiku

 

Aku mau menjadi sepertimu

Pintar, menarik, dan gemesin,

Positif, percaya diri, protektif

 

Aku mau menjadi sepertimu

Berpengetahuan, pemahaman yang dalam

Berpikir dengan hati dan juga kepala

Memberikan kami yang terbaik

Dengan sensitif dan penuh perhatian

 

Aku mau menjadi sepertimu

Memberikan waktumu, energi dan kabat

Untuk meyakinkan masa depan yang cerah

Pada kita semua.

Terima kasih, guru

Yang telah membimbing kami

Aku mau menjadi sepertimu

4. “Guru” Karya Khalil Gibran

Barang siapa mau menjadi guru

Biarlah dia memulai mengajar dirinya sendiri

Sebelum mengajar orang lain

Dan biarkan pula dia mengajar dengan teladan

Sebelum mengajar dengan kata-kata

 

Sebab, mereka yang mengajar dirinya sendiri

Dengan membenarkan perbuatan-perbuatan sendiri

Lebih berhak atas penghormatan dan kemuliaan

Daripada mereka yang hanya mengajar orang lain

Dan membenarkan perbuatan-perbuatan orang lain


Berikutnya

Ilustrasi guru
Ilustrasi guru. Foto: Pixabay

5. “Guruku Nomor Satu” Karya Chairil Anwar

Dengan namamu yang pengasih dan penyayang

Aku bahagia karena kamu adalah guruku

Aku menikmati setiap perjalanan yang kamu ajarkan

Sebagai seorang teladan, kamu menginspirasiku

Untuk bermimpi, untuk bekerja dan untuk menggapai

 

Dengan kebaikanmu, aku memperhatikanmu

Tiap hari kamu menanamkan benih-benih

Dengan motivasi dan pengalaman hidupmu

Agar kutahu, agar kutumbuh dan agar kusukses

 

Kamu menolongku mengembangkan potensiku

Aku berterima kasih untuk semua jasa-jasamu

Aku mendoakanmu tiap hari, dan aku ingin berkata

Sebagai seorang guru, kamu nomor satu!

6. “Guruku” Karya Mustofa Bisri

Ketika aku kecil dan menjadi muridnya

Dialah di mataku orang terbesar dan terpintar

Ketika aku besar dan menjadi pintar

Kulihat dia begitu kecil dan lugu

Aku menghargainya dulu

Karena tak tahu harga guru

Ataukah kini aku tak tahu

Menghargai guru?

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya