Belasan Desa Rawan Terjangan Lahar hingga Awan Panas Erupsi Gunung Lewotobi, Mana Saja?

PVMBG melalui Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Nusa Tenggara sudah memetakan beberapa desa yang masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang berada di Kabupaten Fores Timur

oleh Ola Keda diperbarui 01 Jan 2024, 19:00 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2024, 19:00 WIB
Gunung Lewotobi Laki-laki
Warga dari sejumlah desa mengungsi di posko kantor Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, pasca gunung Lewotobi Laki-laki kembali erupsi (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Flores - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Nusa Tenggara sudah memetakan beberapa desa yang masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang berada di Kabupaten Fores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kepala Balai Pemantau Gunung Api dan Mitigasi Gerakan Tanah Wilayah Nusa Tenggara, Zakarias Ghele Raja mengatakan KRB I terdiri dari lima desa dan tujuh dusun, sedangkan KRB II terdiri dari dua desa dan dua dusun.

"Dari pemetaan KRB I bahwa, ada potensi desa dilanda aliran masa (lahar), serta berpotensi tertimpa hujan abu dan lontaran batu pijar," ujarnya kepada Liputan6.com, Senin 1 Januari 2024.

Ia mengatakan, desa dan dusun dengan radius tujuh kilometer dari gunung api itu antara lain Desa Boru, Dusun Watupodor, Dusun Kumaebang, Desa Hokeng Jaya, Dusun Hokeng, Dusun Wolorona, Dusun Padang Pasir, Desa Riangbari, Dusun Buranilang, Dusun Lewobawang, dan Desa Nurabelen, serta Desa Dulipali.

Selain itu, KRB II diperuntukkan bagi desa dengan radius lima kilometer yakni Dusun Bawalatang, Dusun Goloriang, Desa Klatanlo, dan Desa Nawokote.

Desa dan dusun itu, kata dia, berpotensi terlanda awan panas, aliran lava dan guguran lava. Desa dan dusun itu juga berpotensi tertimpa lontaran batu pijar dan hujan abu lebat.

Ia mengimbau agar masyarakat serta pengunjung atau wisatawan untuk membatasi aktivitas atau tidak berlama-lama dan tidak bermalam di area kawah aktif, serta tidak mendekati lubang tembusan gas yang berada di sekitar kawah untuk menghindari potensi bahaya gas beracun.

"Masyarakat tetap tenang, namun waspada, sembari mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat," tandasnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Naik Status Siaga

Warga dari sejumlah desa mengungsi di posko kantor Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, pasca gunung Lewotobi Laki-laki kembali erupsi (Liputan6.com/Ola Keda)
Warga dari sejumlah desa mengungsi di posko kantor Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, pasca gunung Lewotobi Laki-laki kembali erupsi (Liputan6.com/Ola Keda)

Situs Magma ESDM menyebut, tinggi kolom abu teramati sekitar 300 meter di atas puncak atau sekitar 1.723 meter dari atas permukaan laut.

Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 18.2 mm dan durasi 53 detik.

Sementara Pos Pemantauan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Desa Pululera, mengupdate status gunung dari Waspada ke Siaga.

"Penyampaian peningkatan tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki dari Level II (Waspada) ke Level III (Siaga)," demikian bunyi keterangan itu.

Masyarakat sekitar kembali diimbau untuk tidak beraktivitas atau berada dalam radius 2 kilo meter dari pusat Gunung Lewotobi Laki-Laki, serta tidak mendekati lubang tembusan gas yang berada di sekitar kawah untuk menghindari potensi gas beracun.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya